0 0
Read Time:1 Minute, 28 Second

dianrakyat.co.id Tekno – Pemerintah Indonesia mengungkap matinya Pusat Data Sementara Nasional (PDNS 2) sejak 20 Juni 2024 yang mengakibatkan terganggunya berbagai layanan publik disebabkan oleh serangan siber yang menggunakan Brain ransomware Cipher.

Gangguan ini mengakibatkan terganggunya sistem imigrasi di seluruh bandara di Indonesia. PDN tidak hanya digunakan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi saja, namun juga berfungsi sebagai pusat penyimpanan dan pengelolaan data seluruh instansi pemerintah di Indonesia.

Jadi apa itu Brain Cipher? Brain Cipher dikenal sebagai kelompok ransomware dengan varian LockBit 3.0. Broadcom baru-baru ini mengidentifikasi Brain Cipher dan mengklasifikasikannya sebagai ransomware pemerasan ganda, yang berarti ia mencuri data terlebih dahulu dan kemudian mengenkripsinya.

Sementara itu, LockBit sendiri diketahui sebagai kelompok ransomware yang terlibat dalam serangan siber terhadap Bank Syariah Indonesia pada Mei 2024 dan awal tahun ini terhadap Bank Sentral AS. 

Sampai saat ini taktik, teknik dan prosedur yang digunakan oleh Brain Cipher belum diketahui sepenuhnya. Namun, mereka dapat memanfaatkan metode akses awal yang diketahui, seperti melalui broker akses awal (IAB), phishing, mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi publik, atau memengaruhi pengaturan Protokol Desktop Jarak Jauh (RDP).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan serangan ini berdampak pada sedikitnya 210 instansi pemerintah. Untuk mengungkap data yang dicuri, pelaku penyerangan dilaporkan meminta uang tebusan sebesar 8 juta dolar atau sekitar Rp 131 miliar.

Upaya pemulihan PDNS 2 terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak antara lain Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Polri, kementerian/lembaga terkait, Telkom dan mitra penyelenggara lainnya. Tujuannya adalah untuk mengembalikan pusat data ke operasi normal dan memastikan keamanan data dari serangan serupa di masa depan. Dengan menjaga keamanan data pelanggan, BIS menyoroti kepentingan masyarakat untuk menghindari pemasangan APK secara ilegal. BIS kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya mewaspadai ancaman siber yang seringkali diawali dengan pemasangan aplikasi dari sumber tidak resmi. dianrakyat.co.id.co.id 3 Januari 2025

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D