0 0
Read Time:2 Minute, 13 Second

dianrakyat.co.id Techno – Pernahkah Anda keluar ruangan gelap di bawah terik matahari dan tiba-tiba merasakan ingin bersin? Jika ya, Anda tidak sendirian. Banyak orang mengalami hal serupa, bahkan sekitar 1 dari 3 orang mengalaminya. Fenomena ini dikenal sebagai refleks bersin fotik. Refleks ini telah diamati sejak zaman Aristoteles, filsuf dan ilmuwan Yunani kuno yang hidup pada abad ke-4 SM. Aristoteles bertanya: “Mengapa seseorang lebih sering bersin setelah melihat Matahari?” Refleks bersin fotografi juga memiliki nama lain yang lebih ilmiah, yaitu “sindrom erupsi helio-ophthalmic autosomal dominan” atau disingkat ACHOO. Refleks ini merupakan sifat genetik autosomal dominan. Artinya, jika salah satu orang tua kandung Anda mengalami reaksi ini, Anda memiliki peluang 50% untuk mewarisinya. Bersin fotogenik biasanya terjadi ketika seseorang terkena cahaya terang, seperti sinar matahari, terutama pada masa peralihan dari gelap ke terang. Jadi ketika Anda menyalakan lampu di ruangan yang gelap, Anda juga bisa mengalaminya. David Lang dari Klinik Cleveland mengutip Live Science pada tahun 2024. pada hari Kamis, 20 Juni. Kekuatan refleks bersin fotografis bervariasi. Ada orang yang hanya bersin sesekali saja, namun ada juga yang bersin berkali-kali saat terkena cahaya terang. pada tahun 1995, sebuah penelitian tahun 2015 menemukan bahwa 33% dari sekitar 370 pasien di klinik mata Alabama mengalami bersin-bersin. Studi lain di Tiongkok pada tahun 2019 menemukan bahwa sekitar 25% dari 3.400 orang yang dites mengalami reaksi serupa. Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan bersin-bersin. Salah satu teorinya adalah cahaya terang merangsang saraf trigeminal, yang memiliki cabang di seluruh wajah. Cahaya yang merangsang cabang menuju mata juga dapat merangsang cabang menuju hidung sehingga menimbulkan bersin. pada tahun 2010, sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan riset genetika 23andMe mengidentifikasi dua mutasi yang terkait dengan bersin akibat foto. Sebuah penelitian di Alabama tahun 1995 juga mengaitkan bersin fotogenik dengan deviasi septum hidung. Selain itu, sebuah penelitian di Jepang pada tahun 2019 menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara refleks ini dan migrain. Meski bersin fotogenik biasanya tidak berbahaya, namun dapat berisiko pada situasi tertentu, seperti saat mengemudi atau melakukan akrobatik. “Cara utama untuk mengendalikan bersin saat foto adalah dengan memakai kacamata hitam saat Anda keluar rumah,” kata Dr. Uji Klinis William Howland dari Orion. Antihistamin, yang biasa digunakan untuk alergi, tidak efektif melawan refleks ini. Cara lain untuk mencegah bersin adalah dengan menekan jari Anda secara horizontal pada filtrum, yaitu lekukan di bawah bagian tengah hidung. Teknik ini dapat menekan iritasi yang dialami saraf trigeminal saat terkena cahaya terang, atau mengganggu sinyal saraf yang membantu memicu bersin foto. Semburan angin matahari mengguncang medan magnet bumi. Bumi terus-menerus dipengaruhi oleh aliran partikel bermuatan dari Matahari. Partikel-partikel ini dikenal sebagai angin matahari. dianrakyat.co.id.co.id 2024 9 Agustus

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D