JAKARTA. Burung di daerah tropis seperti Indonesia mempunyai warna bulu yang menarik. Berbeda dengan kerabatnya di kondisi iklim lainnya.
Padahal, jika kita menjelajahi wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa, sebagian besar burung memiliki bulu yang kokoh. Sebaliknya, semakin dekat Anda ke daerah tropis, semakin banyak warna burung yang akan Anda lihat.
Fenomena ini mendorong para ilmuwan melakukan penelitian untuk mencari jawabannya. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan. Para ilmuwan telah membuat database 9.409 spesies burung untuk mempelajari bagaimana warna burung menyebar ke seluruh dunia.
Mereka menemukan bahwa bulu beraneka warna yang cemerlang muncul 415 kali pada spesies burung yang berbeda, seringkali dimulai di daerah tropis. Menariknya, mereka juga menemukan bahwa nenek moyang semua burung modern kemungkinan besar memiliki bulu yang berkilau.
Chad Eliason, peneliti di Field Museum di Chicago dan penulis utama studi tersebut, menjelaskan bahwa para ilmuwan telah lama percaya bahwa terdapat lebih banyak spesies burung berwarna di daerah tropis. “Kami ingin tahu bagaimana warna-warna cerah ini bisa muncul dan bagaimana mereka menyebar melalui pohon keluarga burung dari waktu ke waktu,” katanya.
Ada dua cara utama hewan memperoleh warna, yaitu melalui pigmen dan struktur. Pigmen diproduksi oleh sel dan dapat menghasilkan warna seperti hitam dan coklat. Warna struktural, sebaliknya, berasal dari cara cahaya memantulkan struktur seluler yang berbeda, menciptakan efek warna-warni yang terlihat ketika cahaya mengenai suatu objek begitu saja. Burung tropis mendapatkan warna cerahnya dari campuran pigmen dan warna struktural. Karya Eliasson berfokus pada warna struktural.
Untuk menyelidiki hal ini, Eliasson dan timnya melihat foto, video, dan ilustrasi ilmiah dari 9.409 spesies burung, melacak burung mana yang memiliki bulu berkilau dan di mana mereka ditemukan. Mereka menggabungkan data ini dengan pohon keluarga burung berbasis DNA yang ada, menggunakan model komputer untuk memahami bagaimana aurora menyebar.
Model tersebut menunjukkan bahwa burung berwarna-warni sering kali tiba di daerah tropis jutaan tahun yang lalu dan kemudian berevolusi menjadi banyak spesies berbeda. Yang mengejutkan, model tersebut juga menunjukkan bahwa nenek moyang semua burung modern, yang hidup sekitar 80 juta tahun lalu, mungkin memiliki bulu yang berkilau.