KANADA – Komunitas Muslim juga telah menjadi bagian dari sejarah Kanada, khususnya kota Edmonton, yang merupakan ibu kota provinsi Alberta. Kota ini memiliki masjid tertua di belahan bumi utara, dibangun pada tahun 1938 dan ditempatkan di museum kota pada tahun 1992 sebagai simbol perdamaian.
Bangunan Masjid Al-Rashid tidak lagi digunakan pada tahun 1980 karena kapasitasnya tidak mampu lagi menampung umat Islam yang jumlahnya terus bertambah. Belakangan, komunitas Muslim membeli sebidang tanah yang lebih luas di bagian utara Edmonton dan membangun masjid baru, dengan nama yang sama.
Baca juga: Will Smith Tertarik dengan Objek Wisata Alam Lembah Purba di Sukabumi
Al-Rashid Abdullah, salah satu jemaah masjid berusia 65 tahun, mengatakan bangunan masjid tua tersebut terletak di kawasan Kingsway pusat kota Edmonton. Karena sudah tidak digunakan lagi, pemerintah setempat menggunakan lahan tersebut untuk mengembangkan Rumah Sakit Royal Alexandra. “Pemerintah telah mengalihkan bangunan masjid tersebut ke museum. Sedangkan bangunan masjid yang baru dibuka pada tahun 1982 mampu menampung sekitar 1.000 jamaah,” ujarnya baru-baru ini dalam pertemuan di Masjid Al-Rashid.
Website Al-Rashid menyatakan bahwa umat Islam pertama tiba di Kanada pada tahun 1871 dengan perahu dan mendarat di pantai timur. Sensus Kanada tahun 1931 mencatat 645 penduduk Muslim. Pada awal tahun 1930-an, sekelompok wanita Muslim mengajukan petisi kepada Walikota Edmonton John Fry untuk mendapatkan tanah untuk membangun masjid guna menampung komunitas Muslim yang terus berkembang di kota tersebut. Karena pemeluk agama lain mempunyai tempat ibadah masing-masing.
Fry juga mendapat dukungan dari komunitas Muslim untuk membeli tanah di dekat Rumah Sakit Royal Alexandra seharga $5.000 pada saat itu. Kemudian, Mike Drewett, warga Ukraina-Kanada, ditunjuk sebagai kontraktor pembangunan masjid pertama di Kanada. Pada tanggal 12 Desember 1938, Masjid Al-Rashid diresmikan di hadapan tokoh-tokoh masyarakat, antara lain Abdullah Yusuf Ali yang terkenal dengan terjemahan Alquran ke dalam bahasa Inggris. Belakangan ini, kehadiran masjid yang berfungsi sebagai pusat keagamaan dan komunitas umat Islam ini membuat banyak keluarga Muslim lainnya dari berbagai kota di Kanada dan negara lain pindah ke Edmonton.
“Masjid ini meyakinkan warga baru Edmonton bahwa mereka dapat mempertahankan pengalaman budaya dan keyakinan agama mereka sambil berinteraksi dengan warga Kanada dari semua budaya dan agama,” tambah Abdullah.
Selama bertahun-tahun, komunitas tersebut berkembang dan pada awal tahun 1980-an terdapat lebih dari 16.000 Muslim yang tinggal di Edmonton. Masjid Al-Rashid sudah tidak mampu lagi menampung umat Islam yang terus bertambah, sehingga diperlukan masjid yang lebih besar. Dan pada tahun 1982, Masjid Al-Rashid baru dibuka untuk melayani lebih dari 20.000 umat Islam di Edmonton.
Tanah eks Masjid Al-Rashid dijual kepada pemerintah kota. Namun bangunan itu tetap kosong selama sepuluh tahun. Baru-baru ini, proyek perluasan Rumah Sakit Royal Alexandra mengancam masa depan bangunan bersejarah tersebut. Dewan Wanita Muslim Kanada melobi untuk menyelamatkan bangunan tersebut dari pembongkaran dan disetujui oleh pemerintah setempat. Pada tahun 1992, Masjid kuno Al-Rashid dilestarikan sebagai bangunan bersejarah dan dipindahkan ke Taman Fort Edmonton untuk pengunjung agama dan budaya lain. Gedung ini dibuka pada 28 Mei 1992.
Menurut Sensus Nasional Kanada 2021, komunitas Muslim di Edmonton berjumlah 84.635 dan terdiri dari 62 budaya. Anggotanya telah berkontribusi pada karakter dinamis Edmonton selama lebih dari satu abad dan berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan dan kemakmuran kota, Alberta, dan Kanada di masa depan.
Ismal Sutankayo, 65 tahun, diaspora Indonesia yang sudah lebih dari 50 tahun tinggal di Edmonton, mengaku sempat salat di gedung lama Masjid Al-Rashid pada tahun 1973. Saat itu, jumlah umat Islam belum banyak. “Komunitas Muslim, khususnya yang berkulit putih, masih sangat kecil. “Orang yang saya kenal hanya sekitar 10 orang Malaysia,” ujarnya.
Sementara itu, Hadimulya Asmara, 46 tahun, mengaku bangga dan bersyukur komunitas Muslim telah menjadi bagian dari sejarah Edmonton dan Kanada. Menyadari kontribusi umat Islam adalah dengan melestarikan bangunan kuno Masjid Al-Rashid dan menempatkannya di museum untuk dikunjungi masyarakat umum.
Pengakuan itu bukan datang dari umat Islam, melainkan dari pihak lain. Peneliti dari University of Alberta tersebut mengatakan: “Jika melihat tahun dibangunnya masjid tersebut, terlihat bahwa pada saat itu umat Islam sudah berdiri dan berdiri. mempunyai hubungan baik dengan komunitas lain.”