0 0
Read Time:2 Minute, 35 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hassan mengungkapkan masih ada sisa bahan peledak di pelabuhan. Terkait hal tersebut, Presiden T.P. Abraham Moss mengungkapkan pernyataannya.

Hal itu disampaikan Mendag saat membuka Indonesia Trade Expo ke-39 di Kantor Kementerian Perdagangan. Ia mengatakan, ia akan menjamu terlebih dahulu CEO Pindad di kediamannya. Alhasil, mereka terlambat datang pada tahap peluncuran TEI 2024.

“Jam 9 saya keluar rumah, saya sudah siap untuk melakukan pengaturan, namun para tamu belum selesai, akhirnya direktur eksekutif PT Pinda datang, katanya sudah datang, ini mendesak” Jadi saya setuju, Jumat (31/5/2024) Zulkifli di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, kata Hasan.

Informasinya, acara tersebut seharusnya dimulai pada pukul 09.30 WIB, namun orang nomor 1 Kementerian Perdagangan tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB. Pernyataan Bos Pindad sebelumnya juga senada dengan Menteri Perdagangan Zulkifli.

Ternyata bahan baku Pindad masih tertahan di pelabuhan. Bahkan, belakangan ini diketahui banyak muatan yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

Terlihat bahan-bahan peledak diimpor yang tidak bisa keluar dari pelabuhan. Ini juga sulit untuk mencegah bahan-bahan tersebut keluar, sulit bagi bea cukai untuk takut akan ledakannya, katanya.

Bahan peledak tersebut teridentifikasi diimpor sejak Maret 2024, katanya. Namun izin impor bahan peledak Pindad baru diproses pada April 2024.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan menyadari adanya perbedaan waktu antara kedatangan barang dan izin pengolahan. Diakuinya, waktu yang dibutuhkan karena faktor pertimbangan teknis (pertech).

“Saya tanya kenapa saya tidak bisa ekspor, barangnya bulan Maret sudah sampai, proses perizinannya baru bulan April, katanya gimana. Jadi ada bedanya. Kenapa barangnya sampai sebelum impor disetujui. Sudah selesai sebelum April 2018 katanya butuh waktu pak,” ucapnya sambil mengulangi perbincangan dengan Dirut.

 

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (KMENKU) mengumumkan update penanganan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak.

16.451 kontainer atau 62,3 persen kontainer lengket telah selesai hingga 26 Mei 2024, mencapai 26.415 kontainer di kedua pelabuhan tersebut, kata Menteri Keuangan (Menku) Shri Mulyani Indrawati.

“Ada 26.415 kontainer di Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Saat ini sudah selesai 16.451 kontainer. Artinya, 62,3 persen kontainer sudah selesai dibangun,” kata Mulyani pada konferensi pers APBN di Jakarta. Dushanbe (27/5/2024).

Rinciannya, 16.451 kontainer tersebut terdiri dari 16.552 kontainer telah dibersihkan bea cukai, 73 kontainer diekspor kembali, dan 716 kontainer dalam pengawasan pabean.

“Walaupun kita lakukan, kita tetap pantau dan itu artinya yang ingin kita atasi adalah terganggunya rantai pasok karena kontainer tidak bisa keluar, ini mempengaruhi produksi dan jangan lupa kita atasi,” dia berkata. menjelaskan.

 

Sejak Bendahara Negara menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Parmendag) Nomor 8 Tahun 2024, pihaknya berupaya mengatasi kontainer yang macet, mulai dari permintaan importir untuk menyerahkan dokumen, menghubungi pemilik barang, hingga tempat penyimpanan sementara.

“Jadi waktu kita ke Tanjung Priok, teman-teman kita di Bea dan Cukai bekerja 24 jam. Kalau kemarin libur empat hari, sekarang tidak libur satu hari, terus bekerja. Jadi dalam hal ini menurut arahan Presiden (Joko Widodo) dan “Saya akan meminta seluruh jajaran Dirjen Bea Cukai (Dirjen Bea Cukai) dan kami akan menambah personel di Tanjung Priok dan Tanjung Perak untuk menangani hal ini,” jelas bendahara negara tersebut.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D