0 0
Read Time:4 Minute, 19 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah berkomitmen mendukung pertumbuhan industri kakao dan coklat di Indonesia.

Ini merupakan salah satu program penting pemerintah mendatang untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan dukungan dan kerja sama dari semua pihak, termasuk para pelaku industri yang tergabung dalam Cocoa Association of Asia (CAA) untuk mengatasi permasalahan di sektor kakao.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat bertemu dengan pelaku perdagangan kakao internasional di Singapura pada Kamis, 12 September 2024. Pertemuan tersebut digelar di sela-sela Pameran Asia-International Cocoa Conference (CAA-ICCE) 2024. Raffles City Convention Center, Singapura dilaksanakan pada 12-13 September 2024.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan: “Pemerintah ingin meningkatkan daya beli masyarakat melalui industri kakao. Ini merupakan salah satu program penting pemerintah selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao.”

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia merupakan salah satu produsen kakao dan kakao terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai kepentingan untuk merespon permasalahan yang berkaitan dengan industri kakao, khususnya produksi kakao internasional.

Salah satunya terkait penurunan produksi kakao akibat penuaan tanaman, penyakit dan hama, serta perubahan iklim.

“Indonesia ingin memastikan penerapan prinsip konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab untuk mendorong kesejahteraan petani dan pelaku industri. Oleh karena itu, pemerintah mendukung penggunaan berbagai jenis biji kakao, bimbingan teknis, pelatihan bagi masyarakat yang terkait dengan kakao. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan produksi serta seluruh peralatan dan infrastrukturnya.

 

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah akan membagi sektor pertanian ke dalam kelompok-kelompok dan memetakan daerah-daerah yang mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Sebagai salah satu kebijakan untuk mendukung sektor kakao, Pemerintah akan memberikan fungsi tambahan kepada Badan Pengelola Dana Tanaman (BPDP), selain mengelola produk sawit, juga mengelola kakao dan kelapa. Langkah-langkah lain yang harus diambil termasuk pemeliharaan perkebunan kakao dan pengurangan produksi kakao.

Lebih lanjut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, upaya pemerintah tersebut merupakan peluang bagi industri coklat di Indonesia untuk lebih berkembang dan memasuki pasar dunia. Industri coklat artisanal Indonesia terdiri dari 39 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Industri coklat artisanal di Indonesia mampu menghasilkan coklat yang bermutu dan bernilai tinggi dengan single origin, cita rasa yang unggul, dan bermutu tinggi dengan sasaran pelanggan yang spesifik.

“Diharapkan kerjasama semua pihak seperti petani, swasta dan pemerintah terus mendukung pengembangan sektor kakao, disisi lain diharapkan para pelaku usaha dapat mengetahui pasarnya. . “Kemungkinan dan investasi di Asia, termasuk Indonesia, dalam struktur impor kakao,” kata Mendag Zulkifli.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengucapkan terima kasih kepada CAA atas kesempatan bertemu, bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan serta kerja sama sehingga memberikan dampak positif bagi sektor kakao di seluruh dunia. Ia juga berharap dukungan CAA dapat membantu meningkatkan kapasitas petani kakao Indonesia.

Beberapa diantaranya dapat dilaksanakan melalui pelatihan, peningkatan kapasitas dan produksi untuk menjamin penyediaan benih berkualitas tinggi, pasokan kakao dan transfer teknologi untuk meningkatkan keberlanjutan sektor kakao di masa depan.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga mengatakan: “Pertemuan singkat hari ini dan kegiatan CAA-ICCE 2024 diharapkan dapat menjadi platform kerja sama global untuk menghadapi tantangan sektor kakao dan membantu mencapai pertumbuhan kakao yang berkelanjutan dan komprehensif.”

Dalam pertemuan tersebut, presiden CAA, Elie Fouché, mengatakan bahwa industri kakao global membutuhkan lebih banyak produksi kakao di Asia, termasuk Indonesia. Di sisi lain, pasar Asia memiliki permintaan kakao yang tinggi, namun produksi kakao di Asia tidak mencukupi kebutuhan tersebut.

Pertemuan yang dilaksanakan dalam rangka Pameran Konferensi Kakao Asia-International Cocoa Association (CAA-ICCE) 2024 di Raffles City Convention Center, Singapura ini dihadiri antara lain oleh Presiden CAA Elie Fouché, Wakil Duta Besar. Republik Indonesia di Singapura Sulistijo Djati Ismojo.

Selain itu, Direktur Asosiasi Kakao Internasional Michele Arrion, Presiden Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) Soetanto Abdoellah Soeparto, Presiden Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Arief Susanto, serta perwakilan perusahaan Indonesia yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. anggota. CAA

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melihat adanya peluang untuk mengolah kakao menjadi produk jadi yang banyak dijual. Menurutnya rendahnya kakao dapat meningkatkan pendapatan UMKM dan Koperasi.

Hal itu disampaikan Menteri Teten saat membuka pabrik milik PT Rosso Bianco di Bogor, Jawa Barat. Pemilik merek Pipiltin Kakao ini akan memproduksi coklat tersebut untuk pasar domestik dan ekspor.

“Saya kira ini new economy yang nyata karena ada produk baru, kita punya potensi besar dari sini (kakao) karena sebelumnya kita hanya menjual produk mentah, karena diskon yang dia buat Pipiltin kita bisa menjual produk,” kata Teten dalam sebuah wawancara. keterangannya, Jumat (26/7/2024).

Ia menjelaskan, saat ini perlu adanya perbaikan rantai pasok dari atas hingga bawah. Yang utama adalah memetakan permasalahan yang kita hadapi, sehingga bisa muncul sumber pertumbuhan ekonomi baru di masa depan.

Ia menginformasikan, banyak produk pertanian dan pertanian yang terhambat perkembangannya karena sistem ekologi yang masih belum tertata dengan baik. Misalnya, tanaman pangan dan hasil pertanian sering mengalami fluktuasi harga pada musim panen dan petani mengalami kerugian. Lalu banyak pula tengkulak yang mempermainkan harga sesuai keinginannya.

Di sisi lain, sangat sulit bagi produk pertanian dan pertanian untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas produknya. Pasalnya sebagian besar petani hanya mempunyai lahan yang sedikit sehingga harus berkumpul dan membentuk koperasi (koperasi properti).

“Oleh karena itu para petani disalurkan untuk mendapatkan pembiayaan agar proses pertanian menjadi lebih produktif dan kemudian produksinya meningkat, sehingga koperasi model pertanian menjadi solusi koperasi agar organisasinya kuat.” Menteri Teten.

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D