dianrakyat.co.id, Pelaku pasar saham Jakarta kini menantikan penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS (Federal Reserve/Fed) yang dipimpin oleh Jerome Powell. Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan terjadi pada paruh kedua tahun ini. Sementara itu, pelaku pasar lebih memperhatikan pergantian kabinet pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Sementara itu, dari sisi makroekonomi, perekonomian domestik saat ini masih cukup baik. Hal ini memberikan pengaruh positif terhadap pasar modal Indonesia sebagai negara berkembang. Chief Investment Officer CFA, Manulife Asset Management Samuel Kesuma, CFA menyoroti sejumlah sektor yang menarik untuk dicermati dalam kondisi saat ini.
“Jadi ada beberapa hal yang mendukung alasan yang kita sukai. Yang pertama harus memanfaatkan situasi besar yang sedang terjadi dalam arti memanfaatkan suku bunga rendah. Namun di sisi lain juga harus memiliki infrastruktur operasional. Bisnisnya sendiri harus cukup baik,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Samuel, bisnis yang menarik adalah komunikasi. Menurutnya, bisnis tersebut sangat stabil dari segi keuntungan. Di masa depan, ketika suku bunga turun, bisnis seperti telekomunikasi juga akan mendapatkan keuntungan dari perspektif valuasi.
Apalagi ketika suku bunga rendah, likuiditas di bank dan secara umum kita menyukai sektor keuangan juga. Tentu ini akan menunjang imbal hasil atau tingkat pendapatan emiten bank, kata Samuel.
Segmen lainnya adalah konsumen. Meski tidak semua pendapatan para pembayar dari sektor ini bagus, namun Samuel melihat dari forex. Sejalan dengan penguatan rupee, Samuel melihat akan terjadi pembalikan sektor-sektor yang terdampak depresiasi rupee pada paruh pertama tahun 2024.
“Jadi kalau kita lihat tren penguatan rupee saat ini, perusahaan-perusahaan yang sempat tertekan melemahnya rupee di semester pertama akan berubah di semester kedua. Malah mereka akan mendapat dukungan dari penguatan tersebut. akhirnya,” katanya.
Suku bunga di pasar domestik sejauh ini didorong oleh periode suku bunga tinggi yang menarik aset-aset bebas risiko. Kondisi akan berubah seiring dengan menurunnya siklus pertumbuhan dan membuat pasar kembali menarik dalam hal risiko yang ditawarkannya.
Minat investor, yang didukung oleh kebijakan pro-pertumbuhan pemerintahan baru, tampaknya meningkat, terutama di kalangan investor asing yang telah berinvestasi di pasar dan menginvestasikan kembali dana asing.