0 0
Read Time:2 Minute, 16 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Menciptakan pangan bergizi untuk mencegah malnutrisi dapat dilakukan dari sumber pangan lokal. Tak harus mahal dan sulit didapat, persediaan pangan Indonesia dinilai sangat bergizi. Hal itu terungkap dalam talkshow Intuisi Rasa yang dipandu oleh Komunitas Gastronomi Indonesia (IGC).

Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan potensi pangan Indonesia sangat besar, mulai dari buah-buahan hingga protein. 

Kemudian setiap daerah berbeda-beda sumber daya alamnya dalam hal ketersediaan pangan. Jadi bisa dikatakan menyediakan makanan bergizi di meja makan tidak harus mahal. 

“Bapana mempromosikan pangan lokal agar masyarakat setempat dapat memanfaatkan pangan dari daerah ini. “Misalnya Anda melihat jagung di NTT atau sagu di Papua,” kata Rina Syawal, direktur konsumsi pangan Bapanas.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum IGC Ria Musiawan menjelaskan, pihaknya mengusulkan Hari Gizi Nasional pada kegiatan tahun pertama IGC ini sejalan dengan salah satu kegiatan dukungan komunitas IGC.  

 “Contoh peran IGC dalam perbaikan gizi adalah partisipasi dalam upaya pencegahan stunting yang dimulai pada tahun 2022 dengan deklarasi pentingnya nutrisi dan hidrasi pada makanan tradisional untuk mengakhiri stunting,” ujarnya.

Selain itu, IGC telah melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pangan lokal untuk mencegah stunting di banyak kota, termasuk banyak kota. Jakarta, Serang, Kapuas, dan Pulang Pisau diharapkan turut berkontribusi memperlambat laju pertumbuhan di Indonesia.

Turut hadir Menteri Kesehatan periode 2014-2019, Prof. Nila F. Moeloek yang lebih menitikberatkan pada intuisi rasa pada makanan, yaitu praktik mindful feeding yaitu sesuai dengan kapasitas perut dan rasa syukur atas apa yang didapat. 

 “Ini penting karena sumber daya alam terbatas dan lebih baik makan sesuai kemampuan manusia untuk berbagi,” kata Nila.

Ia juga menyarankan agar anak-anak tidak dikenalkan dengan gula dan garam. Jadi dari kecil saya sudah terbiasa makan makanan alami.  

Hal ini sejalan dengan konsep makan yang masuk akal, dimana anak kecil belajar lebih banyak tentang rasa alami suatu makanan, menikmati rasa setiap makanan dengan penuh kesadaran, makan tanpa tergesa-gesa dan selalu mensyukuri apa yang disajikan kepadanya. meja.

 

Seniman Marcella Zalianty yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, intuisi rasa adalah sesuatu yang dilatih setiap hari untuk bisa merasakan kelezatan suatu makanan.   

“Jadi makanlah untuk benar-benar merasakan dan memperkaya indera kita, bukan sekedar untuk mengenyangkan perut,” kata Marcella. 

Awalnya dia mengira kalau anak itu makan dan kenyang lagi, itu sudah cukup. Cara tersebut ternyata salah dan diperbaiki berdasarkan pengenalan cita rasa asli makanan atau jajanan khas Indonesia.

 “Awalnya saya pikir asal anak-anak senang makan, tidak apa-apa. Ternyata tidak benar, saya membiasakan anak-anak makan ubi, singkong, talas, sayur mayur, dan memasak di pesawat luar angkasa yang lambat, lanjut ibu dua anak itu.

 Fungsi tahunan pertama IGC “New Year’s Gathering” merupakan fungsi tahunan untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga besar IGC agar semakin erat dan bersatu dengan memilih restoran dengan harga yang populer.   

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D