JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Juli 2024 sebesar 21,74 miliar dolar AS atau meningkat 17,82 persen dibandingkan Juni 2024.
Direktur Jenderal BPS Amalia W Widyasanti mengatakan, nilai impor migas mencapai US$3,56 miliar atau meningkat secara bulanan sebesar 8,78 persen. Sementara itu, impor migas bernilai $18,18 miliar atau meningkat 19,76 persen pada bulan tersebut.
Kenaikan harga impor bulanan disebabkan oleh kenaikan harga impor nonmigas dengan kontribusi sebesar 16,26 persen, dan kontribusi peningkatan nilai impor migas sebesar 1,56 persen. jelasnya dalam jumpa pers hari ini, Kamis (15/8/2024).
Amalia mengatakan, secara tahunan, nilai impor pada Juli 2024 mengalami peningkatan sebesar 11,07%, dan secara spesifik nilai impor migas meningkat sebesar 13,59% dan impor migas sebesar 10,60%.
Dia mengatakan kenaikan harga migas impor disebabkan oleh peningkatan volume dan peningkatan total biaya.
“Secara spesifik, kelompok migas yang mengalami kenaikan harga impor paling mahal adalah impor produk minyak bumi yang mengalami kenaikan sebesar 30 persen; sebesar 31,74 persen,” ujarnya.
Amalia menambahkan, setiap bulannya nilai impor barang meningkat sebesar 298,3 juta USD atau 16,79 persen. Perlengkapan tambahan meningkat sebesar $2,35 miliar atau 17,21 persen dan barang modal meningkat sebesar $636,1 juta atau 21,21 persen.
Ia mengatakan, perlindungan peralatan setidaknya bernilai 73,73% dari total impor pada Juli 2024.
“Dari tahun ke tahun harga barang impor mengalami penurunan, sedangkan harga impor bahan penolong dan barang mengalami kenaikan, sedangkan setiap tahunnya kita lihat barang mengalami penurunan sebesar 0,81 persen, bahan baku penolong yang digunakan mengalami peningkatan sebesar 15,17 persen, dan modalnya naik 2,04 persen,” tutupnya.