Lombok – Gunung Rinjani sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun wisatawan mancanegara. Gunung dengan ketinggian 3.726 mdpl ini memiliki keindahan yang tak tertandingi para pendaki gunung yang pernah menaklukkan Rinjani.
Namun di dasar Rinjani, masih banyak anak-anak di pedesaan yang tidak bersekolah. Sulitnya akses membuat banyak orang tua tidak menyekolahkan anaknya.
Dialah Marwan Hakim, pria yang kini berusia 45 tahun dan sedang memperjuangkan pendidikan di kaki Rinjani. Pria asal Desa Aikperapa, Lombok Timur ini memang tidak banyak dikenal masyarakat Lombok sebagai politisi atau pejabat. Namun di Desa Aikperapa, nama Marwan Hakim sangat terkenal karena perjuangannya mengembangkan pendidikan anak-anak Pedesaan.
Dari kekecewaannya melihat banyak anak yang tidak mengenyam pendidikan di sana, pada tahun 2002 ia mendirikan sekolah Islam seluas 35 meter persegi. Rumahnya digunakan sebagai ruang kelas untuk mengajar hanya tiga siswa.
Bahkan, setiap hari ia harus mengantar ketiga muridnya sejauh 10 kilometer ke desa Nonhum, desa tertinggi di bawah Rinjani.
Kelelahan yang luar biasa menjadi keseharian Marwan. Namun tekadnya lebih dari sekedar lelah. Tekadnya untuk memajukan pendidikan membuatnya terus ‘fokus’ memajukan sekolahnya.
Sekolah Islamnya adalah TK, SD, SMP, dan SMA. Itu dibangun dengan modal sendiri. Rumahnya adalah sekolah menengah pertama di desa IT. Seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya di tempat Marwan Hakim.
Marwan tidak meminta orangtuanya membiayai sekolah. Masyarakat bisa membayar tunai atau membayar dengan pisang.
Karena perjuangan Marwan, masyarakat disana mulai semangat mendidik anaknya di sekolah. Pemikiran masyarakat tentang pendidikan mulai berubah berkat kerja keras Marwan.
Pada tahun 2013 Marwan Hakim diharapkan menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards dari Astra.
Disadur dari satu-indonesia.com, SATU Indonesia Award merupakan cara Astra memberikan penghargaan kepada generasi baru, baik individu maupun kelompok, yang telah merintis dan berubah untuk berbagi dengan masyarakat sekitar di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, bisnis. dan teknologi, dan satu kelompok kategori yang mewakili lima sektor tersebut.
Penghargaan SATU Indonesia diberikan kepada Marwan Hakim atas kiprahnya di dunia pendidikan. Berkat semangatnya, pada tahun 2013 Marwan berhasil meluluskan 200 orang SMA dan 50 orang SMA. Bahkan saat ini, banyak siswa sekolah ini yang telah lulus universitas dan memiliki karir yang cemerlang. Itu semua berkat pria langsing yang memiliki passion di bidang pendidikan, Marwan Hakim. Integrasi teknologi dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Keberhasilan pendidikan digital ditentukan oleh beberapa faktor, seperti Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan dukungan teknis. dianrakyat.co.id.co.id 21 November 2024