0 0
Read Time:5 Minute, 57 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Liabilitas merupakan kewajiban atau utang yang harus dipenuhi suatu entitas di masa depan. Hal ini mencakup segala bentuk kewajiban yang harus dipenuhi dengan menyediakan suatu barang atau jasa. Liabilitas berperan penting dalam mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan atau individu karena menunjukkan berapa jumlah utang dan kapan jatuh temponya.

Kebutuhan untuk memahami konsep pertanggungjawaban berlaku bagi semua orang yang terlibat dalam kegiatan ekonomi, baik pemilik usaha, investor, atau pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan keuangan. Dengan memahami kewajiban, seseorang dapat mengelola risiko keuangan dengan lebih baik dan membuat keputusan yang lebih tepat mengenai pengelolaan utang dan aset.

Akuntabilitas merupakan bagian integral dari laporan keuangan suatu organisasi yang harus diungkapkan secara jelas dan transparan. Informasi pertanggungjawaban memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang struktur keuangan perusahaan, memungkinkan pemangku kepentingan untuk menilai risiko dan kelayakan keuangan.

Berikut dianrakyat.co.id ulas liabilitas yaitu kewajiban atau hutang, ciri-cirinya, jenisnya dan perbedaan ekuitasnya, Minggu (30/6/2024).

Liabilitas merupakan suatu konsep dasar di bidang keuangan yang menggambarkan kewajiban atau utang yang harus dipenuhi suatu entitas kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu.

Menurut definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), liabilitas adalah kewajiban keuangan yang harus dibayar atau diselesaikan di masa depan dalam bentuk uang tunai atau jasa lainnya. Secara etimologis, kata ‘kewajiban’ berasal dari kata bahasa Inggris ‘obligation’ yang secara harafiah berarti kewajiban.

Konsep ini penting dalam konteks keuangan karena mengacu pada kewajiban keuangan yang harus dipenuhi, bukan aset yang mencerminkan nilai atau kekayaan.

Liabilitas atau kewajiban dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain pinjaman kepada pemasok, pembayaran gaji kepada karyawan, pinjaman kepada bank, atau kewajiban lain yang timbul dari kegiatan usaha. Supiningtyas Purwaningrum menyatakan dalam jurnalnya tentang “Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi” bahwa kewajiban juga mencakup kewajiban yang penyelesaiannya didasarkan pada nilai uang atau keuntungan finansial yang diterima dari perusahaan atau organisasi terkait.

Dijelaskan bahwa liabilitas tidak hanya sekedar hutang, tetapi juga kewajiban yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan operasional dan keuangan suatu entitas.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) juga mengklarifikasi bahwa liabilitas adalah kewajiban keuangan yang harus dilunasi dalam jangka waktu tertentu, seringkali dalam bentuk uang atau jasa lain, seperti jasa yang diberikan atau akan diberikan.

Irham Fahmy menekankan dalam bukunya ‘Analisis Laporan Keuangan’ bahwa sumber utama kewajiban dapat berasal dari pinjaman bank, perjanjian sewa guna usaha, penjualan obligasi dan sumber pembiayaan eksternal lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi dapat menggunakan liabilitas untuk mendukung ekspansi atau kegiatan operasionalnya, dengan pengelolaan yang tepat untuk memastikan keberlanjutan keuangan yang sehat.

Kerangka Dasar Pengukuran dan Pengungkapan Laporan Keuangan (KDP2LK) juga menekankan bahwa liabilitas merupakan akibat peristiwa masa lalu yang memerlukan pembayaran di masa depan, yang diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas. Dengan memahami konsep ini, organisasi dapat merencanakan dan mengelola kewajiban mereka dengan lebih baik, memastikan keseimbangan antara penggunaan sumber daya untuk menghasilkan keuntungan finansial dan kewajiban yang harus dipenuhi dalam jangka waktu tertentu.

Untuk memahami ciri-ciri liabilitas, berikut ini akan dijelaskan poin-poin penting menurut buku “Konsep dan Teori Praktis Akuntansi” yang ditulis oleh Harnowinsah et al.: 1. Seluruh utang digunakan untuk menambah pendapatan individu atau perusahaan.

Kewajiban dapat didefinisikan sebagai pinjaman dari individu atau lembaga keuangan, seperti bank, dengan tujuan menghasilkan pendapatan atau mendukung aktivitas operasi. Misalnya, pinjaman yang digunakan untuk membeli peralatan baru untuk suatu bisnis atau untuk membiayai pendidikan seseorang dapat dianggap sebagai kewajiban karena harus dibayar kembali dengan cara tertentu di masa depan. 2. Harus dibayar segera atau dalam jangka panjang

Ciri tanggung jawab lainnya adalah kewajiban untuk membayar, baik segera pada waktunya atau dalam jangka waktu yang lebih lama sesuai kesepakatan. Hal ini mencerminkan kewajiban finansial yang harus dipenuhi oleh lembaga, baik dalam bentuk angsuran rutin maupun pelunasan penuh pada saat jatuh tempo. 3. Segala jenis kewajiban harus dibebankan pada orang lain, yang akan mendatangkan keuntungan finansial dalam jangka waktu yang disepakati

Kewajiban juga mencakup kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada pihak lain, biasanya dalam bentuk tunai atau dengan memberikan jasa atau barang yang menghasilkan manfaat keuangan yang diakui selama periode waktu tertentu. Contoh nyatanya adalah pembayaran sewa penggunaan ruang kantor atau pinjaman untuk membiayai pembelian suatu aset yang akan menghasilkan pendapatan di masa depan. 4. Transaksi atau peristiwa bisnis yang telah dilakukan dan memerlukan pengorganisasian

Kewajiban sering kali muncul dari transaksi atau peristiwa bisnis di masa lalu dan mengakibatkan kewajiban keuangan bagi entitas. Misalnya, pembelian persediaan yang memerlukan belanja modal atau tambahan pembiayaan untuk memperluas operasi dapat menimbulkan kewajiban dalam bentuk pinjaman kepada pihak lain. 5. Menentukan tanggung jawab organisasi kepada pihak lain

Sebagai bagian dari tanggung jawab suatu entitas, liabilitas mencerminkan kewajiban yang harus dipenuhi dan dipenuhi sesuai persyaratan yang disepakati. Hal ini mencakup kewajiban membayar kembali pinjaman pada tanggal jatuh tempo tertentu, serta pengelolaannya secara hati-hati agar kemampuan keuangan yang ada tidak terlampaui.

 1. Hutang jangka panjang

Tanggung jawab ini bersifat jangka panjang. Artinya, jangka waktu pembayaran kewajiban ini diperkirakan akan bertahan lebih dari satu tahun. Contoh utang jangka panjang antara lain utang dalam bentuk hipotek, utang obligasi, dan pinjaman tunai. 2. Kewajiban lancar

Jenis tanggung jawab ini berumur pendek. Kewajiban jangka pendek sering disebut dengan kewajiban jangka pendek. Dapat diartikan sebagai suatu kewajiban yang diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu singkat atau lebih dari satu tahun. Di bawah ini adalah beberapa contoh kewajiban lancar, antara lain: Pajak penjualan wajib

Hutang atau kewajiban juga termasuk kewajiban pajak penjualan. Dimana merupakan setoran pajak penjualan yang dapat dipungut dari pelanggan dan ditahan sebelum pajak hingga jatuh tempo. b Kewajiban pajak penghasilan

Umumnya, beberapa perusahaan memotong gaji karyawan untuk digunakan sebagai pajak penghasilan. Pengurangan ini umumnya dikumpulkan dan disimpan hingga tiba waktunya untuk mengajukan pajak negara. c Pinjaman hipotek dan dana pinjaman

Hal ini mungkin terjadi jika pembayaran dilakukan dengan angsuran bulanan. Oleh karena itu, pembayaran dengan jangka waktu kurang dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek. 3. Kewajiban Kontinjensi

Kewajiban kontinjensi adalah kewajiban yang harus dibayar akibat peristiwa masa lalu. Jenis kewajiban kontinjensi yaitu:

Sebuah jaminan.

B gugatan.

Liabilitas adalah kewajiban keuangan yang harus dipenuhi oleh suatu entitas, baik dalam bentuk pembayaran tunai atau jasa lain kepada pihak lain di masa depan. Menurut OJK, kewajiban adalah utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu tertentu.

Contohnya adalah pinjaman dari bank atau kewajiban membayar gaji pegawai. Liabilitas dapat menjadi beban keuangan yang harus dikelola secara hati-hati oleh perusahaan untuk menjaga stabilitas keuangannya.

Sedangkan ekuitas mengacu pada sisa hak atas kekayaan suatu perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajiban. Ini mencerminkan bagian yang dimiliki oleh pemilik atau pemegang saham perusahaan. Menurut buku Siti Noor Khikmah “Akuntansi Pajak: Teori, Praktek dan Penerapan”, ekuitas pemegang saham dihitung sebagai selisih antara total aset dan total liabilitas suatu perusahaan. Ekuitas pemilik juga mencakup investasi pemilik, laba ditahan, dan cadangan tertentu yang tidak dianggap sebagai dividen

Perbedaan utama antara kewajiban dan ekuitas terletak pada sifatnya dalam struktur keuangan suatu perusahaan. Kewajiban merupakan kewajiban yang harus dibayar kembali dengan memberikan manfaat finansial di masa depan kepada pihak lain, sedangkan ekuitas pemegang saham merupakan kepemilikan bersih atau bagian modal yang dimiliki oleh pemilik usaha.

Saham tidak memiliki tanggal kadaluarsa seperti liabilitas dan lebih fleksibel penggunaannya untuk menunjang operasional perusahaan.

Rumus sederhana untuk menghitung kekayaan bersih adalah dengan mengurangkan total kewajiban dari total aset. Perubahan ekuitas pemegang saham dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti penarikan modal oleh pemilik, pembayaran dividen kepada pemegang saham, atau keuntungan atau kerugian dari operasional perusahaan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D