0 0
Read Time:1 Minute, 37 Second

JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makari pada Rabu (27/3/2024) resmi merilis Kurikulum Mandiri sebagai Kurikulum Nasional. Persoalan manajemen guru dinilai menjadi kendala implementasi kurikulum yang diproyeksikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di Tanah Air.

“Perselisihan masalah guru yang tidak terselesaikan akan menghambat efektivitas penerapan kurikulum mandiri. Komisi harus diprioritaskan,” ujarnya.

Sekadar informasi, nama Kurikulum Nasional Kurikulum Mandiri mengacu pada Peraturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum Pendidikan Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. .

Kurikulum mandiri 2024/2025 dilaksanakan mulai tahun ajaran baru dengan memperhatikan persiapan satuan pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi memberikan masa transisi hingga tiga tahun.

Menurut Huda, program pendidikan apa pun di Tanah Air tidak akan efektif jika pemerintah tidak membenahi manajemen guru. Mulai dari jaminan kesejahteraan, pemerataan pemerataan hingga peningkatan staf pengajar secara berkala.

“Saat ini kita masih menghadapi ketidakpastian kapan selesainya program satu juta guru honorer menjadi PPPK, kita juga menghadapi disparitas jumlah guru dari satu daerah ke daerah lain, dan permasalahan minimnya literasi digital di kalangan masyarakat. mayoritas guru. Indonesia,” ujarnya.

Sejumlah persoalan manajemen guru, lanjut Huda, kerap menjadi kendala efektivitas penerapan kurikulum pendidikan. Baik Kurikulum Pendidikan 2023, Kurikulum 2013, Kurikulum Transisi maupun Kurikulum Mandiri.

“Bagaimana guru bisa fokus pada pendidikan yang layak bagi anak-anak di negara ini jika mereka hanya dibayar 300.000 rubel sebulan?” Atau bagaimana mereka bisa menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan jika mereka tidak yakin kapan diangkat menjadi PPPK?

Politisi PKB ini mengatakan, dalam kurikulum mandiri, guru mempunyai peran penting dalam menciptakan skenario pembelajaran yang berbeda. Penyusunan skenario pembelajaran yang berdiferensiasi diperlukan karena kurikulum mandiri mengidealkan sekolah sebagai sarana untuk mengembangkan kompetensi dan karakter setiap siswa.

Untuk mempersiapkan skenario pembelajaran yang dibedakan ini, guru harus mampu menyusun tujuan pembelajaran (TP), merumuskan alur tujuan pembelajaran (ATP), menyusun kriteria pencapaian tujuan pembelajaran dan membuat modul pembelajaran. Di sisi lain, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari karena kurangnya kesejahteraan,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D