0 0
Read Time:1 Minute, 58 Second

BEKASI – President’s University (Presuniv) menyambut kedatangan Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia dan Laksamana ASEAN Prof. Pekerjaan ini mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara.

Manfaat Ekonomi Laut Biru: Kekayaan Laut dan Kesehatan Laut, di Auditorium Charles Himawan Lantai 5, Kotapraja Presuniv, Kota Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat (15/3/2024). Karya ini merupakan kerjasama antara Program Studi Hukum dan Program Studi Hubungan Internasional dari Fakultas Ilmu Budaya.

Rektor Presuniv Handa S Abidin mengatakan Sri Lanka dan Indonesia memiliki banyak persamaan dan keterkaitan. “Ada banyak kata dalam bahasa Sri Lanka yang memiliki pengucapan dan arti yang sama dengan kata dalam bahasa Indonesia. Lalu ada nama jalan yang sesuai dengan nama Indonesia. “Jadi banyak orang India yang tinggal di Sri Lanka,” katanya.

Dalam kuliah tamunya, Profesor Jayanath menjelaskan bahwa sering kali masyarakat mendengar istilah ekonomi hijau namun belum memahami konsep ekonomi biru. Kesalahpahaman ini mengancam lautan dan sumber dayanya.

“Kami melihat polusi laut terjadi di mana-mana. Limbah dan minyak dibuang ke laut. Praktik penangkapan ikan saat ini merusak dan merusak terumbu karang. “Sangat disayangkan generasi muda tidak bisa melihat keindahan lautan di bumi,” ujarnya.

Padahal 71% bumi adalah lautan. Faktanya, 95% komposisi bumi adalah air dalam berbagai bentuk. Sungai, rawa, danau atau laut. “Kematian adalah satu-satunya negeri yang kita tahu.”

Prof. Jayanath melanjutkan, tujuan utama ekonomi hijau adalah pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Laut menjanjikan kekayaan sumber daya yang dapat dimanfaatkan.

“Kita bisa menciptakan industri wisata bahari. Selama ini kita sudah menikmati keindahan pantai dan permukaan lautnya, namun belum menjelajahi kedalaman lautnya. “Sangat indah di sana.”

Banyak industri baru yang dapat dikembangkan berdasarkan ekonomi biru. Misalnya sektor energi terbarukan, pemanfaatan mineral bawah air, industri restorasi ekosistem laut, bahkan industri yang terkait dengan teknologi hijau dan bioteknologi hijau, ujarnya.

Namun upaya untuk mengembangkan ekonomi hijau menghadapi tantangan yang sulit. Beberapa di antaranya termasuk pengeboran lepas pantai, pelayaran lintas samudera, pembuangan limbah, telekomunikasi, pariwisata darat, dan lain-lain.

“Indonesia dan Sri Lanka dapat bekerja sama dan berbagi pengalaman, pengetahuan, dan praktik terbaik untuk mengatasi tantangan tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Indonesia dan Sri Lanka memiliki banyak kesamaan. “Indonesia dan Sri Lanka merupakan dua pulau samudera yang perekonomiannya bergantung pada aktivitas maritim dan keduanya rentan terhadap ancaman pemanasan global yang berdampak pada kenaikan permukaan laut.”

Laut yang pecah dapat menimbulkan bencana. Jadi Indonesia dan Sri Lanka harus bekerja sama. “Hanya laut yang sehat yang dapat memberikan kehidupan,” katanya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D