0 0
Read Time:1 Minute, 24 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Relawan bencana diimbau untuk tidak meminta anak-anak korban menceritakan pengalaman penyelamatannya pada suatu bencana tertentu. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), hal ini dapat membahayakan anak.

Ketua Satgas Penanggulangan Bencana IDAI Kurniawan Taufiq Kadafi mengatakan, penerapan recall akan menimbulkan tekanan emosional pada anak-anak.

Sebenarnya pengingat (pemicu ingatan) semacam ini merupakan tekanan mental pada anak, ujarnya dalam acara bedah buku Panduan Penanggulangan Bencana yang diikutinya secara daring di Jakarta, Jumat, dilansir Antara.

Kurniawan yang juga penulis buku tersebut membenarkan, kisah anak-anak penyintas bencana alam selalu menjadi topik menarik di media, namun upaya mencari informasi tersebut tidak bisa ditanyakan langsung kepada anak korban, ah, tegasnya . Sebaiknya anak berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater yang terlibat dalam penanganan bencana.

“Relawan tidak bisa one man show, hubungi psikolog atau psikiater yang terlibat dalam penyelesaian bencana,” ujarnya.

Proses pengumpulan informasi, kata Kurniawan, sering dilakukan oleh berbagai pihak, baik jurnalis, relawan, dan korban lainnya.

Menurutnya, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma atau yang dikenal dengan PTSD. Dikatakannya, hal ini dapat menyebabkan anak-anak korban bencana yang tinggal di pengungsian menjadi pendiam, sulit makan dan tidur, sehingga dapat memperburuk kesehatan anak-anak tersebut. 

 

Untuk itu, Kurniawan meminta – khususnya di Hari Siaga Bencana yang diperingati setiap tanggal 26 April, agar para relawan fokus bekerja membantu para korban bencana, baik moril maupun materil.

Muhadžir Efendija, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi berbagai bencana alam.

“Masyarakat harus bersiap aman dengan membangun rasa aman atau pertahanan kelompok sosial,” kata Muhadjir (25/4).

Dengan mempelajari kedua hal tersebut, kata Muhajir, di mana pun masyarakat berada, mereka bisa langsung mengidentifikasi risikonya, termasuk melakukan langkah antisipatif terhadap dampak bencana.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D