0 0
Read Time:1 Minute, 43 Second

JAKARTA – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menerima 536 dokumen Sunda Kuno yang dikirimkan Yayasan Penelitian Kebudayaan Indonesia. Ini adalah teks Sunda Kuna kumpulan R. Haris Sukanda Natasasmita dan Viviane Sukanda Tessier yang dikumpulkan pada tahun 1970an hingga 1980an.

Penemuan dokumen ini menambah koleksi naskah Sunda Kuna yang dimiliki Perpustakaan Nasional sehingga total ada 1.003 naskah Penyedia dokumen baik berupa dokumen fisik maupun data digital dan metadata. Perpustakaan Nasional merupakan koleksi naskah Sunda terbesar di dunia, melampaui Perpustakaan Universitas Leiden di Belanda yang memuat 785 naskah serupa.

Baca juga: Bergabunglah dengan Jaringan Perpustakaan Dunia, Perpustakaan Nasional yang Berafiliasi dengan Rusia

Wakil Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz mengatakan sumbangan ini tidak hanya untuk menambah koleksi, tetapi juga penting untuk memajukan sastra Indonesia.

“Penggabungan naskah Indonesia merupakan proyek yang akan mulai kita laksanakan pada tahun 2024. Dan ini coba kita alihkan pada program khusus di Perpusnas,” ujarnya dalam kuliah umum “Tokoh Skash Nusantara: Bekerja Sama Menuju Pengarusutamaan Nusantara .Naskah”, melalui media, Rabu (7/8/2024).

Ia menambahkan, proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen menjadi prioritas organisasinya, meski banyak kendala yang dihadapinya. “Saya mencoba berbicara dengan rekan-rekan saya di perpustakaan tentang apa yang telah mereka lakukan dalam hal penataan artikel. “Itu menunjukkan mereka sudah bekerja keras mengumpulkan dokumen, namun dokumennya masih hilang,” ujarnya.

Keterbatasan sumber daya manusia dan biaya pemeliharaan catatan disebut-sebut sebagai kendala utama. “Dokumen yang rusak harus diproses terlebih dahulu oleh sistem keamanan, yang memakan banyak waktu dan biaya, ketika kami tidak memiliki cukup staf,” ujarnya.

Oleh karena itu, tim Perpusnas mengambil keputusan pertama untuk menentukan manuskrip mana yang harus diprioritaskan dalam proses konservasi. Selain kendala internal, Perpusnas juga mendapat tekanan dari pihak eksternal untuk mengumpulkan manuskrip dari berbagai daerah.

“Kami mengapresiasi pihak-pihak yang telah mendokumentasikan dokumen luar negeri dan siap bekerja sama. Hari ini kita berkumpul untuk menyatakan komitmen melestarikan warisan budaya pulau ini,” ujarnya.

Pemberian naskah Sunda Kuna ini merupakan momen penting kolaborasi berbagai pihak yakni Pusat Pengkajian dan Masyarakat Islam (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan DREAMSEA (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeastern). Asia) yang mengedit naskah kuno.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D