0 0
Read Time:3 Minute, 18 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Foto Anies Baswedan memegang tongkat Pangeran Diponegoro kini menjadi sorotan media sosial, meski sudah lebih dari sembilan tahun lalu. Anies yang menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mewakili pemerintah Indonesia menerima langsung kepulangan pegawai Kiai Cokro tersebut.

Tongkat peninggalan Pangeran Diponegoro yang berbentuk setengah lingkaran itu disimpan selama 183 tahun oleh keluarga Baud di Belanda, dan pada tahun 2015 dikembalikan langsung kepada pemerintah Indonesia. Kini, cerita tentang peninggalan tersebut menimbulkan gelombang spekulasi di Internet.

Salah satunya adalah kepercayaan masyarakat Jawa bahwa yang memiliki Cakra Pangeran Diponegorolah yang akan menjadi pemimpin. Hal ini disetujui oleh Koalisi Perubahan yang beranggotakan delapan orang, Sudirman Said. “Umat beriman, mari kita sepakati,” ujarnya di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta, Rabu, 21 Juni 2023, dilansir merdeka.com, Rabu (28/8/2024).

Saat itu, jelas sejarawan Rushdy Hoesein, ia tidak melihat adanya bukti Pangeran Diponegoro punya tongkat atau tidak. “(Tongkat) membantu kesehatannya, dia tidak kenal saya. Kotaknya tidak dipakai,” ujarnya pada Jumat, 23 Juni 2023.

Sejarah peninggalan tongkat sihir tidak diketahui. Dari bukti-bukti yang ada, seperti foto dan lukisan yang ada di Museum Diponegoro, tidak diketahui Pangeran Diponegoro memiliki tongkat.

Namun, jika dilihat dari tongkat yang dipegang Anyes saat itu, itu bukanlah tongkat. Menurut Rushdy, tongkat itu semacam senjata. Ada semacam ukiran di pohon, tidak ada yang lain di bagian bawah, itu bukan pohon dengan pisau.

Rushdie menyebut tongkat Raja Diponegoro adalah senjata perang. “Iya (tongkat yang dipegang Anies) itu senjata, tapi orang Jawa menganggap senjata itu magis,” ujarnya.

Sementara itu, sejarawan Peter Carey mengungkapkan dalam “Kekuatan Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Berakhirnya Orde Lama di Jawa, 1785-1855”, pohon tersebut mengambil nama Ratu Adil Jawa “Erucokro”. Konon tongkat tersebut diambil sebagai pendamping perjalanan spiritual Raja Diponegoro karena cakranya mirip dengan senjata Dewa Wisnu dalam cerita rakyat Jawa.

Keluarga Baud bercerita tentang kelangsungan hidup staf Raja Diponegoro selama berada di Belanda. Tongkat ini diberikan kepada nenek moyang Baud pada tahun 1834. Tongkat pusaka diterima sebagai hadiah selama masa pergolakan persaingan politik dan hubungan kekuasaan kolonial, menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejak kematian ayah pewaris, Jean Chretien Baud, pada tahun 2012, tongkat tersebut disimpan di rumah saudara perempuannya Erica. Pada bulan Agustus 2013, keluarga tersebut dihubungi oleh Harm Steven dari Rikjsmuseum, yang menjelaskan asal usul tongkat tersebut.

Kayu tersebut diperiksa oleh beberapa ahli yang memastikan asal muasal peninggalan tersebut. Sebagai pewaris periode sejarah yang berbeda, keluarga mengetahui pentingnya pengetahuan ini dan tanggung jawab melestarikan pohon peninggalan ini.

Keluarga kemudian mendiskusikan makna dan konteks pemberian pohon leluhur. Pemulangan para pekerja peninggalan tersebut ke Indonesia diputuskan dalam perundingan. Pihak keluarga meyakini, penyerahan tongkat Raja Diponegoro merupakan momen yang sangat penting untuk memulai era baru yang penuh dengan rasa saling menghormati, persahabatan, dan cinta.

Tak hanya para stafnya, Raja Belanda Willem Alexander secara pribadi menyerahkan sebilah keris Pangeran Diponegoro kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2020. Pemberian keris pusaka tersebut dilakukan saat pertemuan Raja Willem dan Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Melansir kanal Berita dianrakyat.co.id, Raja Willem bertemu Ratu Belanda Maxima di Istana Bogor, Selasa, 10 Maret 2020. Keris yang disimpan di Belanda itu diberikan setelah sumbangan Raja Willem dan Jokowi membuat pernyataan pers bersama. .

Keris Pangeran Diponegoro diserahkan Raja Belanda Willem Alexander kepada Presiden @jokowi pada kunjungan hari ini ke Istana Bogor #diplomasi #kebudayaan nasional, tulis Perdana Menteri Pramono Anung di akun Instagram miliknya saat itu.

Keris Pangeran Diponegoro berwarna kuning pada kotaknya, dan gagangnya berwarna hitam. Keris tersebut terbungkus cantik dalam kotak kaca saat diserahkan Raja Willem kepada Jokowi.

Saat itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut proses pengembalian keris tersebut terlalu lama. Pemerintah Indonesia dan Belanda telah mempertimbangkan untuk memastikan bahwa keris tersebut adalah milik Raja Diponegoro.

Bahkan, kata Retno, beberapa pekan sebelum kunjungan Raja Willem, pemerintah Indonesia mengirimkan tim ke Belanda. Tim dikerahkan untuk memeriksa keris tersebut.

“Saat rombongan tiba dari Indonesia, keris tersebut dikukuhkan sebagai keris Diponegoro dan kemudian dikembalikan ke Indonesia,” ujarnya. Keris tersebut ditemukan oleh Belanda ketika mereka menangkap Raja Diponegoro setelah perang besar tahun 1825-1830.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D