0 0
Read Time:2 Minute, 44 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Penyintas kanker serviks Shanti Eka bercerita tentang pengalamannya mengidap kanker serviks. Wanita yang kini tergabung dalam Asosiasi Pusat Informasi dan Dukungan Kanker Indonesia (CISC) ini mengaku didiagnosis mengidap kanker serviks pada tahun 2016.

Shanti bersyukur penyakit kanker serviks yang dialaminya menimbulkan gejala tersebut. Selain itu, pada kasus lain, ada juga yang mengalaminya tanpa gejala sehingga terlambat mengobatinya.

“Awalnya saya mengalami pendarahan yang tidak kunjung berhenti. Saya belum haid, saya sudah haid. Pendarahan setelah berhubungan intim. “Selain pendarahan, saya juga merasakan sakit yang luar biasa,” kenang Shanti saat jumpa pers Hari Kanker Sedunia bersama Kementerian Kesehatan, Kamis (22/2/2024).

Sadar ada yang tidak beres pada bagian pribadinya, Shanti memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan.

“Saya ceritakan apa yang saya alami, tapi dokter bilang awalnya hanya fibroid dan kista. Itu sebabnya dokter menyarankan untuk melakukan operasi dan mengangkat fibroid dan kista.”

Sayangnya, setelah operasi pengangkatan kista dan tiga hari pengobatan, rasa sakitnya masih tetap ada.

“Saya malah keputihan, tapi keputihan ini tidak berbau dan tidak menggumpal, jelas. “Tapi kalau keluar cairan bening ini, sakit masyaAllah, sakitnya luar biasa,” jelas Shanti.

Masih mengalami kendala, Shanti kembali menemui dokter yang merawatnya.

“Saya tanya lagi, dan dokter bilang harus diperiksa internal. “Saat saya periksa, dokter bertanya lagi, ‘Cairan apa ini?’ Dia bertanya.

Setelah dilakukan biopsi, hasilnya diduga sel kanker.

“Suami saya bilang itu tumor, tapi kami masih belum tahu tumornya apa. Akhirnya saya ke RS (dokter lain) di Jakarta dengan membawa hasil biopsi. “Saya diperiksa ulang dan diberi tahu bahwa saya menderita kanker serviks stadium B.

Setelah diagnosis dipastikan, Shanti memulai operasi, terapi, 25 putaran radiasi eksternal dan tiga putaran radiasi internal.

“Sampai saat ini alhamdulillah saya sudah menjalani rutinitas, dan untung saya tergabung dalam komunitas CISC, itulah yang membuat saya terus datang kembali sehingga saya termotivasi.”

Shanti, penyintas kanker serviks, berharap pemerintah segera memberantas kanker serviks melalui vaksinasi. Tujuannya agar tidak ada perempuan di Indonesia yang mengidap kanker serviks.

“Saya ingin seluruh perempuan di Indonesia mendapatkan vaksinasi kanker serviks jika ada program pemberantasan kanker serviks segera dari pemerintah.”

Setelah selamat dari kanker serviks, Shanti kini berdedikasi untuk mendidik perempuan di komunitasnya tentang bahaya kanker.

Ia kerap mengundang kerabat dan orang-orang tercintanya ke institusi medis untuk pemeriksaan kanker serviks.

“Tapi ya, mereka kurang kesadaran. Itu sangat tergantung pada individu, tingkat kesadaran mereka tentang skrining, pap smear, dan tes HPV tergantung pada individu. “Dengan begitu, pemerintah bisa melakukannya secepatnya agar anak-anak bisa mendapatkan vaksinasi juga.”

Mendengar cerita tersebut, Brahmana menjawab pertanyaan seputar kanker serviks yang tidak langsung terdeteksi pada konsultasi pertama dengan Konsultan Obstetri dan Ginekologi Onkologi Askandar Tjokropraviro Shanti.

Menurutnya, keterlambatan pengobatan berdampak pada kelangsungan hidup pasien. Ukuran yang digunakan untuk kanker adalah prognosis, tingkat kelangsungan hidup lima tahun.

“Semua kanker selalu ditandai dengan tingkat kesembuhan. Misalnya saja pada kanker serviks stadium satu, tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 90 persen, kata Brahmana menjawab pertanyaan Health dianrakyat.co.id di acara yang sama.

Tingkat kelangsungan hidup 90 persen, jika 100 orang terkena kanker serviks stadium pertama, 90 orang masih hidup setelah lima tahun.

“Beginilah prognosis kanker digambarkan.” “Secara otomatis, semakin tinggi stadiumnya, semakin buruk prognosisnya, yang berarti semakin rendah tingkat kelangsungan hidup.”

Misalnya, tingkat kelangsungan hidup kanker serviks stadium 1 adalah 90 persen, sedangkan tingkat kelangsungan hidup kanker serviks stadium 4 turun menjadi 20 persen. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D