dianrakyat.co.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan peringatan dini, mengimbau wisatawan lokal dan mancanegara untuk mewaspadai meningkatnya kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bali. Namun, mereka belum bisa memastikan jumlah kasus DBD di kalangan wisatawan di Pulau Dewata.
“Kami juga mengimbau media lokal untuk mengingatkan masyarakat agar mewaspadai demam berdarah. Penyakit ini biasanya meningkat di awal tahun,” kata Imran Pambudi, direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular Kementerian Kesehatan, seperti dikutip Antare. . , Rabu (17/4/2024).
Pernyataan ini disampaikan menanggapi kasus seorang turis di Bali terjangkit demam berdarah saat berlibur 10 hari dari Queensland, Australia. Kejadian ini diperhatikan oleh media asing Daily Mail.
Pak Pambudi mengatakan, Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan demam berdarah pada seluruh layanan kesehatan. Selain itu, mereka memastikan ketersediaan tempat tidur rumah sakit dan obat-obatan untuk pasien.
“Kami selalu memberikan laporan masukan setiap bulannya,” imbuhnya.
Bali selalu menjadi kota favorit wisatawan domestik maupun mancanegara. Belum lama ini Indonesia libur panjang Idul Fitri sehingga Bali ramai dikunjungi wisatawan.
Namun berdasarkan pantauan, Pambudi mengatakan, menjelang Idul Fitri pada Rabu 10 April 2024, situasi pasien demam berdarah di Bali masih aman. Tidak ada kekurangan atau keadaan darurat demam berdarah yang dilaporkan ke Kementerian Kesehatan di wilayah pulau tetangga, Lombok.
Sebelumnya, dalam laporan yang dimuat pada Sabtu, 13 April 2024, Daily Mail mengimbau wisatawan berhati-hati saat bepergian ke Bali karena pesatnya peningkatan kasus demam berdarah di wilayah tersebut.
“Seorang wanita Queensland yang malang mendapat diagnosisnya saat menjalani infus di kamar rumah sakit di pulau Ubud yang populer di Indonesia,” lapor publikasi tersebut.
Kisah liburan ke Bali dibagikan melalui akun Facebook miliknya. Pelancong itu menulis bahwa dia belum pernah melihat atau digigit nyamuk, namun dinyatakan positif terkena demam berdarah.
News.com.au dikutip pada Rabu (17/4/2024) bahwa turis Teejay Barratt memperingatkan bahwa penyakit yang ditularkan oleh nyamuk kini “tinggi” di pulau tujuan liburan populer tersebut.
“Semuanya hati-hati, lapisi (permukaan kulit) dengan obat nyamuk,” ujarnya. “Demam berdarah sedang menyebar saat ini. Teman seperjalanan kami saat ini memiliki seorang putra berusia 15 tahun yang sakit kritis di BIMC (rumah sakit), yang sedang berjuang melawan penyakit yang menakutkan ini.”
Meski demikian, ia bersyukur pengobatan di rumah sakit tersebut ditanggung oleh asuransi.
Beberapa wisatawan turun ke media sosial dengan cerita mereka sendiri tentang rasa sakit yang parah, muntah-muntah yang tidak terkendali, dan suhu tubuh yang meningkat di atas 39 derajat Celcius akibat demam berdarah. Wisatawan lain juga menyebutkan kasus demam berdarah di Kabupaten Bangli, Bali, meningkat sekitar 65 persen dibandingkan tahun lalu.
Media lokal melaporkan peningkatan kasus demam berdarah yang “signifikan” pada awal tahun 2024. Demam berdarah menyebar melalui gigitan nyamuk dan gejalanya meliputi sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar, dan ruam. . Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Fokusnya adalah mengobati gejala nyeri,” kata WHO.
Otoritas kesehatan Australia telah melaporkan peningkatan infeksi demam berdarah pada orang yang kembali dari Bali dalam beberapa tahun terakhir. Mereka menyarankan warganya untuk menggunakan Layanan Penasihat Perjalanan Cerdas.
Pemerintah Australia menyarankan pengunjung ke Bali untuk menggunakan obat nyamuk, mengenakan pakaian panjang, longgar, berwarna terang dan memastikan akomodasi yang dipesan anti nyamuk. Juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia memperingatkan bahwa demam berdarah sering terjadi selama musim hujan di Indonesia, yang berlangsung dari bulan November hingga Maret.
“Cara terbaik mencegah DBD adalah dengan menghindari gigitan nyamuk,” ujarnya.
Indonesia menarik lebih dari satu juta wisatawan Australia setiap tahunnya karena kekuatan budayanya, keindahan alamnya, dan harganya yang terjangkau. Destinasi liburan tropis ini menjadi destinasi nomor satu warga Australia pada tahun 2023, disusul AS dan Selandia Baru, menurut data Bupa Travel Insurance.
Karena tingginya risiko demam berdarah di Indonesia, Pemerintah Australia menganjurkan semua wisatawan untuk membaca saran perjalanan Smarttraveller untuk Indonesia sebelum melakukan perjalanan. Ia juga mengimbau wisatawan memperhatikan anjuran mempelajari penyakit menular dan demam berdarah.