0 0
Read Time:3 Minute, 5 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Kata “adhan” atau “azan” adalah kata pinjaman barat yang digunakan dalam bahasa Indonesia untuk menunjukkan adzan atau adzan. Penulisan kata baku azan seringkali menimbulkan keraguan apakah akan menggunakan huruf ‘d’ setelah huruf pertama ‘a’ atau tidak.

Dalam ejaan bahasa Arab, kata “adzan” ditulis dengan huruf “za” yang diucapkan “dza”. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang mempertanyakan bentuk baku kata baku adzan. Keraguan mengenai penulisan kata-kata baku azan sebaiknya diatasi, apalagi jika Anda menulis dokumen resmi. 

Dalam konteks penggunaan sehari-hari, baik “adzan” maupun “adzan” dapat diterima secara sosial. Namun dalam konteks penulisan formal, hal ini patut diperhitungkan karena dapat mempengaruhi kredibilitas penulis dan karyanya. Berikut ulasan lain mengenai kata-kata baku adzan yang dihimpun dianrakyat.co.id dari berbagai sumber, Kamis (25/4/2024).

Menurut Pedoman Umum Huruf Indonesia (PUEBI) Tahun 2015, ejaan kata serapan “adzan” dari bahasa Arab yang benar adalah “azan”, tanpa huruf “d”. Aturan ini didasarkan pada prinsip penyesuaian ejaan kata pinjaman dari bahasa asing, termasuk bahasa Arab, agar sesuai dengan huruf Indonesia yang benar.

Aturan dalam PUBA menyatakan bahwa kata pinjaman dari bahasa asing yang diucapkan dengan satu konsonan juga harus ditulis dengan satu konsonan dalam ejaan bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan kata “adzan” yang dilafalkan dengan satu konsonan “z”. Oleh karena itu, penulisan “Azan” tanpa huruf “d” dianggap sebagai bentuk yang benar dan baku dalam bahasa Indonesia.

Meskipun penggunaan “adzan” masih sering terdengar dalam konteks sehari-hari, namun notasi yang lebih sesuai dengan standar ejaan bahasa Indonesia adalah “azan”. Hal ini merupakan upaya perbaikan ejaan kata tanya agar sesuai dengan aturan resmi yang berlaku saat ini dengan tetap menjaga konsistensi penggunaan yang baik dan benar di Indonesia.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) merupakan acuan penting dalam menentukan standar bentuk penulisan kata tanya dari bahasa asing, termasuk kata “Azan” yang berasal dari bahasa Arab. PUEBI yang dirilis pada tahun 2015 merupakan pedoman resmi yang digunakan untuk mengatur ejaan dalam bahasa Indonesia.

Aturan ejaan dalam PUEBI memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana seharusnya kata serapan ditulis menurut norma ejaan bahasa Indonesia. Salah satu prinsip PUEBI adalah mencocokkan font dengan cara pengucapan kata. Dalam hal kata “Azan”, pengucapan yang benar adalah dengan bunyi “Zan” tanpa huruf “D” di tengahnya.

Jika kita mengikuti pedoman PUEBI, terlihat bahwa ejaan yang benar dan baku adalah “ezan”, bukan “adzan”. Hal ini penting karena aksara baku membantu menjaga keseragaman dan konsistensi penggunaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan huruf “d” pada kata “adzan” dinilai tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang benar.

PUEBI merupakan sumber otoritatif yang dapat dipercaya untuk menentukan bentuk baku penulisan kata pinjaman dan membantu memperbaiki kesalahan ejaan yang mungkin terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Setiap pagi azan berkumandang dari masjid dekat rumahku. Saya selalu mendengarkan bacaan sebelum memulai sholat. Muazin mengumandangkan salat di masjid dengan suara yang merdu. Suasana menjadi hening saat azan dikumandangkan. Adzan Maghrib sudah terdengar, saatnya berbuka puasa. Usai azan, jamaah langsung mengantri untuk salat berjamaah. Adzan mengingatkan kita untuk bangun dan mengawali hari dengan berdoa. Saat mendengar azan, hatiku selalu lebih tenang. Anak-anak senang mendengar azan karena itu pertanda sudah waktunya bermain. Kumandang adzan berkumandang indah di suasana gelap. Ada pula yang terlambat datang ke masjid karena tidak mendengar azan. Kualitas suara muazin sangat penting untuk terlaksananya azan dengan baik. Saya selalu terharu ketika mendengar azan. Suara adzan berkumandang nyaring dari menara masjid. Kita harus segera menanggapi panggilan untuk menunaikan shalat. Setiap kali saya mendengar azan, hati saya terasa lebih dekat dengan Tuhan. Memanggil Asar untuk salat mengingatkan kita untuk menghentikan aktivitas sejenak dan berdoa. Kumandang azan mardo dan memberikan kesan spiritual yang mendalam. Suara azan terdengar di kejauhan dan menimbulkan kesan damai di hati. Aku selalu menunggu panggilan seorang wanita untuk menunaikan salat magrib.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D