0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Reporter penerbangan Jerry Sojatman mengupas kisah pilot Batik Air dan pilotnya yang tertidur selama penerbangan. Hal ini disebabkan oleh jam kerja, hari libur dan kebijakan Batik Air.

Gerry menilai hukuman terhadap pilot dan penerbang bukanlah satu-satunya solusi atas masalah tersebut. Menurutnya, ada hal sangat penting yang perlu dijelaskan secara matang. “Dalam hal ini, saya sangat tidak setuju jika solusinya “mudah” seperti memberikan sanksi kepada pilot dan pramugari. Ini ancaman sistemik yang harus diselesaikan,” kata Jerry dalam cuitan di Platform X, dikutip Senin (11). . /3/2024).

Menurutnya, undang-undang yang memberikan sanksi dengan mudah akan membuat segalanya tidak berjalan lancar. Pasalnya, masalah kelelahan pengemudi memerlukan analisa dan solusi yang berkualitas.

“Karena itu memerlukan kesadaran dan hati nurani, yang mengharuskan pilot yang lelah untuk menerima dan melindungi diri dari hukuman, memberikan informasi yang cukup agar dapat ditemukan solusi atas permasalahan tersebut,” ujarnya.

Hal lain adalah apakah masalah itu diciptakan dengan sengaja. Oleh karena itu, pilot dan pilot yang melanggar aturan tersebut diberikan hukuman yang setimpal.

Namun jika permasalahan kelelahan tersebut disebabkan oleh kesengajaan atau kelalaian pilot, maka wajar jika ia harus didisiplinkan, jelasnya. Prinsip penilaian

Jerry juga bercerita bagaimana reaksi perusahaan ketika seorang pilot mengaku kurang istirahat. Ini merupakan hal sulit yang menurutnya memerlukan perhatian khusus.

Pertanyaannya, jika pilot mengaku kurang istirahat, apa yang akan dilakukan perusahaan? Kemudian pilot juga harus menyadari bahwa ia kurang bernapas. Kalau dia diam saja, pilotnya tidak akan tahu kondisi temannya itu,” tanya Jerry.

Ia menyimpulkan, ada beberapa titik yang bisa dijadikan indikator perjalanan tengah malam pada rute pendek dan menengah. Pertama, pengoperasian program Fatigue Risk Management System (FRMS) perseroan. Kedua, bagaimana rekomendasi jadwal istirahat kru sebelum keberangkatan malam dan setelah penerbangan FRMS? Ketiga, mengomentari efektivitas FRMS.

“(Keempat) Apa pengetahuan awak pesawat/kepatuhan terhadap prosedur relaksasi FRMS sebelum penerbangan? Jangan lupa, poin nomor 4 itu penting,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Batik Air sempat membantah tidak memperdulikan waktu istirahat yang cukup bagi awak pesawatnya, termasuk pilot dan co-pilot. Pasalnya, pihak maskapai telah membuat beberapa aturan terkait waktu istirahat.

Strategi Komunikasi Korporat Batik Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pihaknya memiliki kebijakan istirahat yang cukup sesuai aturan penerbangan sebelum lepas landas.

“Sistem ini dirancang untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan pramugari selama bekerja,” Da Nang saat dikonfirmasi dianrakyat.co.id, Sabtu (3 September 2024).

Badan Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) diketahui menetapkan waktu istirahat yang tidak memadai ketika pilot dan co-pilot tertidur selama penerbangan. Jadi, mereka semua meluangkan waktu untuk tidur sambil melakukan pekerjaan.

 

Da Nang menegaskan, para pramugari harus memperhatikan adanya aturan mengenai waktu istirahat. Hal ini sejalan dengan upaya melindungi aspek keamanan penerbangan, ujarnya.

“Memiliki kebijakan istirahat yang cukup, Batik Air juga menekankan pemahamannya akan perlunya menambah waktu istirahat bagi awak pesawat untuk memastikan mereka tetap dalam kondisi terbaik sebelum memulai pekerjaan. tingkat istirahat setiap saat sesuai standar keselamatan penerbangan,” ujarnya.

“Batik Air selalu berkomitmen untuk bekerja sama dengan pengendali, pramugari, dan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan,” lanjut Da Nang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D