0 0
Read Time:3 Minute, 4 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Usai tampil dengan wajah merah dan meloncat-loncat di media sosial, Kartika Putri akhirnya mengomentari status kesehatannya. Ia mengungkapkan kepada publik bahwa kondisi kulit area wajah dan bibir yang memerah dan melenting merupakan kondisi sindrom Stevens-Johnson.

Kartika Putri berharap dengan mengungkap kondisinya ke publik, para pengikutnya yang mengalami gejala serupa dapat segera mengambil tindakan dengan segera mencari pertolongan medis dan berobat. Sebab jika sindrom Stevens-Johnson tidak ditangani, kondisinya bisa bertambah parah.

“Siapa pun yang menderita sindrom Stevens-Johnson bisa (efeknya) memburuk di seluruh tubuh,” kata Kartika Putri melalui akun Instagram pribadinya, yang diposting pada Minggu, 25 Februari 2024.

Ia mengungkapkan, gejala sindrom Stevens-Johnson yang ia rasakan dipicu oleh konsumsi obat pereda nyeri beberapa waktu lalu. “Pemicu yang saya alami seminggu lalu saat mengonsumsi obat pereda nyeri ternyata berdampak pada saya,” kata perempuan yang sudah lima tahun didiagnosis mengidap penyakit autoimun ini.

Reaksi tubuh yang terjadi pada Kartika berdampak pada area lidah, bibir, dan dahi. Bekuan berisi air yang sangat tipis terbentuk di area tersebut.

Bagian di area dahi tersebut kemudian secara tidak sengaja dipatahkan oleh anak tersebut sehingga menimbulkan rasa sakit yang mengganggu dan semakin meluas.

“Rasanya tidak nyaman, seperti kelelahan. Saya mencoba beberapa hal tetapi gagal,” kata Kartika.

Sehingga wanita menyusui ini memutuskan untuk pergi ke Singapura untuk berobat agar kondisinya cepat membaik.

“Kemudian saya mencari pengobatan lain lalu saya pergi (ke Singapura) dan minum obat dan alhamdulillah membaik,” ujarnya bahagia.

Dalam video terbaru terlihat kulit wajah istri Usman bin Yahya mengalami perbaikan yang signifikan. Bintik-bintik merah di wajahnya mulai memudar. Hanya menyisakan luka kecil di area bibir Kartika Putri. 

 

Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah penyakit langka dan serius pada kulit dan selaput lendir. Biasanya ini merupakan reaksi terhadap pengobatan yang dimulai dengan gejala mirip flu, diikuti dengan ruam nyeri yang menyebar dan membentuk lepuh. Kemudian lapisan atas kulit yang terkena mati, terkelupas dan mulai sembuh setelah beberapa hari, seperti dilansir Mayo Clinic.

Perawatan untuk sindrom ini berfokus pada menghilangkan penyebabnya, mengobati luka, mengendalikan rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi terkait pertumbuhan kembali kulit. Pemulihan bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Bentuk yang lebih serius dari kondisi ini disebut nekrolisis epidermal toksik (TEN). Lebih dari 30% permukaan kulit terkena dan selaput lendir rusak parah.

Jika kondisi Anda disebabkan oleh suatu obat, Anda harus menghindari obat tersebut dan obat serupa lainnya secara permanen.

Satu hingga tiga hari sebelum ruam muncul, penderita kondisi ini mungkin mengalami tanda-tanda awal sindrom Stevens-Johnson, antara lain: demam, sakit mulut dan tenggorokan, kelelahan, mata terbakar.

Ketika penyakit ini berkembang, tanda dan gejala tambahan akan muncul, termasuk: Nyeri kulit yang luas yang penyebabnya tidak diketahui. Ruam merah atau ungu yang menyebar. Lepuh pada kulit dan selaput lendir mulut, hidung dan mata. Kulit terkelupas dalam beberapa hari setelah melepuh

Mengutip Mayo Clinic, orang yang menunjukkan gejala sindrom Stevens-Johnson harus segera mencari pertolongan medis. Cari pertolongan medis darurat jika Anda melihat tanda dan gejala dari salah satu kondisi di atas. Faktor risiko penyebab sindrom Stevens-Johnson

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena sindrom Stevens-Johnson. Salah satunya adalah riwayat kesehatan Kartika Putri yang pastinya merupakan penyakit autoimun. 

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang mungkin menyebabkan seseorang rentan mengalami kondisi ini:

– Infeksi HIV

Insiden sindrom Stevens-Johnson kira-kira 100 kali lebih tinggi pada orang dengan HIV dibandingkan pada populasi umum.

– Melemahnya sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh dapat terganggu karena transplantasi organ, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun.

– Kanker

Penderita kanker, terutama kanker darah, mempunyai risiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.

– Riwayat keluarga sindrom Stevens-Johnson

Jika kerabat dekat menderita sindrom Stevens-Johnson, Anda mungkin juga berisiko lebih tinggi terkena sindrom tersebut.

– Beberapa faktor genetik

Adanya variasi genetik tertentu meningkatkan risiko terjadinya sindrom Stevens-Johnson.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D