dianrakyat.co.id, Jakarta – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan kenaikan signifikan sehingga kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 1.200 triliun.
Berdasarkan data RTI, saham BBCA naik 1,29% ke Rp 9.850 per saham. Saham BBCA naik 225 poin menjadi Rp9.950. Saham BBCA berada pada level tertinggi Rp 9.975 dan terendah Rp 9.850 per saham. Total volume perdagangan sebanyak 23.119 kali dan total volume perdagangan sebanyak 1.973.632 lembar saham. Nilai transaksi Rp 2 triliun.
Dengan tumbuhnya saham BBCA, kapitalisasi pasar BBCA mencapai $1,202 triliun hingga Kamis 15 Februari 2024. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terus memimpin menjadi penerbit dana terbesar BEI.
Selama sebulan terakhir, harga BBCA telah berubah sebesar +1.29%. Sedangkan dalam setahun terakhir (ytd), saham BBCA melonjak 4,79%.
Setelah BBCA, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar kedua yakni Rp 919 triliun. Disusul PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menguat 5,95% menjadi $686 triliun.
Berikut 10 emiten dengan penguatan terbesar di BEI:
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai 1,202 triliun
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai 919 triliun
3. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) senilai 686 triliun
4. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai 665 triliun
5. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) senilai 657 triliun
6. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) senilai 577 triliun
7. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai 399 triliun
8. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) senilai Rp350 triliun
9. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai 222 triliun
10. PT Astra International Tbk (ASII) senilai 207 triliun
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan anak usahanya menutup tahun 2023 dengan kenaikan utang sebesar 13,9% year-on-year (YoY), atau di atas rata-rata industri. Sejalan dengan peningkatan utang, rasio pinjaman terhadap nilai (LDR) naik menjadi 70%, dibandingkan level terendah di era pandemi sebesar 62%.
Dari sisi laba, laba BCA dan anak perusahaan tumbuh sebesar 19,4% setiap tahunnya hingga mencapai Rp 48,6 triliun pada tahun 2023. Pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan pinjaman – uang berkualitas baik, peningkatan volume penjualan dan pembiayaan serta perluasan basis nasabah. .
Pendapatan BCA tumbuh 17,5% dibandingkan tahun 2023. Sementara total pendapatan operasional tumbuh 5,5% dibandingkan 23,9 triliun, meningkat sebesar 99,3 triliun atau peningkatan total pendapatan operasional sebesar 14,4%. .
“Kami mengapresiasi kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas sehingga BCA mampu melewati tahun 2023 dengan sukses. Perekonomian tetap kuat dan stabil,” kata CEO PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja, Kamis (8/1). 25/1/2024 ).
Ia menambahkan, sesuai dengan komitmen BCA dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional, perseroan melakukan berbagai inisiatif strategis pada tahun 2023. Di antara inisiatif tersebut, terdapat dua pameran BCA, yaitu BCA UMKM Fest 2023 dan BCA Wealth Summit 2023.
“Upaya ini berdampak positif terhadap kinerja perseroan, salah satunya terlihat pada penyaluran kredit kepada usaha kecil menengah dan konsumen yang meningkat signifikan sejak Desember 2023,” ujarnya.
Penghimpunan utang BCA meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Pada Desember 2023, utang korporasi naik 15,0% y/y menjadi 368,7 triliun, sedangkan utang komersial naik 7,5% y/y menjadi 126,8 triliun. Sejak menembus level Rp 100 triliun pada Mei 2023, kredit kepada usaha kecil dan menengah terus tumbuh hingga mencapai 107,9 triliun pada akhir tahun 2023 atau meningkat 16,0% per tahun. Pertumbuhan kredit usaha kecil dan menengah tertinggi terjadi pada sektor kredit korporasi.
Dengan suksesnya dua pameran BCA tersebut, jumlah langganan baru KPR dan KKB meningkat masing-masing sebesar 2,3 dan 2,6 kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Pencapaian tersebut turut mendorong Outstanding KPR tumbuh 11,7% YoY menjadi Rp 121,8 triliun, dan KKB naik 20,8% YoY menjadi Rp 56,9 triliun pada Desember 2023.
Saldo pinjaman pribadi meningkat 21,7% YoY menjadi Rp16,7 triliun, dengan total portofolio nasabah meningkat 14,8% YoY menjadi Rp198,8 triliun.
Secara keseluruhan, kredit BCA meningkat 13,9% pada tahun ini menjadi $810,4 triliun. Alokasi kredit pada sektor jangka panjang tumbuh sebesar 10,6% setiap tahun menjadi $202,6 triliun pada bulan Desember 2023, melebihi target pertumbuhan sebesar 9%, dan memberikan kontribusi sebesar 24,8% terhadap portofolio investasi BCA secara keseluruhan.
Kinerja ini sebagian didukung oleh pinjaman kendaraan listrik yang meningkat hampir 4 kali lipat pada tahun ini, mencapai $1,3 triliun. Sebagai bentuk pengembangan pembiayaan jangka panjang, BCA menginvestasikan dana pada obligasi/sukuk ramah lingkungan sebesar Rp1,6 triliun atau tumbuh sebesar 332% pada tahun lalu.
Komitmen BCA yang mengedepankan nilai-nilai lingkungan hidup, sosial dan tata kelola (ESG) diperkuat dengan inisiatif penghitungan jejak karbon yang dihasilkan dari seluruh aktivitas perusahaan, sebagai dasar upaya penurunan emisi karbon. diperkirakan telah mengurangi emisi sekitar 3.000 ton CO2 Dengan mendaur ulang 588 ton sampah, perbankan digital, dan memasang bangunan ramah lingkungan,” kata Jahja.
Pertumbuhan kredit BCA diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang berkelanjutan. Rasio pinjaman berisiko (LAR) naik menjadi 6,9% pada akhir tahun 2023, dari 10,4% pada tahun 2022. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga pada level 1,9% pada tahun 2023.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 6,0% YoY menjadi Rp 1,102 triliun, sehingga total aset meningkat 7,1% YoY menjadi USD 1,408 triliun. Rekening giro dan tabungan (CASA) menyumbang sekitar 80% dari total DPK.
BCA terus berinvestasi untuk memperkuat lingkungan perbankan hybrid, mulai dari saluran seluler dan internet, toko ritel, cabang, ATM hingga contact center. Investasi strategis ini ditujukan untuk memberikan layanan berkualitas pada berbagai sektor dan kebutuhan pelanggan.
Pada tahun 2023, total penjualan yang ditangani BCA akan tumbuh 25,1% YoY dan mencapai 30,1 miliar penjualan. Saluran mobile banking mencatat pertumbuhan volume transaksi tertinggi, meningkat 41,6% dibandingkan tahun lalu. Kemudian, jumlah pelanggan mencapai 31 juta pada Desember 2023, meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.