0 0
Read Time:1 Minute, 52 Second

Sidoarjo, dianrakyat.co.id – Di era digital saat ini, perangkat seperti smartphone, tablet, dan laptop sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.

Meski menawarkan banyak manfaat, kehadiran gadget juga menghadirkan tantangan, terutama bagi anak-anak. Kecanduan dan ketergantungan terhadap perangkat tersebut dapat menghambat perkembangan motorik dan sosial mereka.

Menanggapi permasalahan tersebut, Achmad Irfandi, pemuda asal Desa Pagengumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, meluncurkan inisiatif bernama Kampung Lali Gadget (KLG) pada 1 April 2018.

Tujuan dari program ini adalah untuk mencegah kecanduan gawai pada anak-anak, meskipun tidak ada kasus serius yang terjadi di Desa Irfandi. Pihaknya berupaya mengantisipasi dampak negatif gadget dengan menghadirkan kembali mainan tradisional yang dapat mengalihkan perhatian anak dari perangkat digital.

Lali Gadget Village mengajak pemuda setempat untuk ikut serta memperkuat masyarakat. Para pemuda ini berperan sebagai perencana, fasilitator pendidikan, dan fasilitator dalam berbagai kegiatan.

Program ini tidak hanya mengurangi penggunaan gawai, namun juga mengenalkan anak pada budaya dan kearifan lokal melalui berbagai kegiatan seperti olah raga, edukasi hewan, dan permainan tradisional.

KLG berharap permasalahan ketergantungan perangkat dapat dianggap sebagai permasalahan bersama di seluruh negeri. Dengan mengedukasi masyarakat mengenai dampak negatif penggunaan gadget berlebihan, diharapkan ada upaya bersama untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Inisiatif ini mencerminkan pentingnya kerja sama antar individu, komunitas, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi anak-anak.

Kisah Achmad Irfandi dalam memajukan budaya melalui pendidikan tradisional Dolan akhirnya membuatnya memenangkan Penghargaan Satu Indonesia Bidang Pendidikan 2021.

Penghargaan ini bukan hanya sekedar pengakuan atas upaya Irfandi, namun juga menjadi penyemangat untuk terus mengatasi permasalahan kecanduan gawai di tingkat nasional. Ia berharap penghargaan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya membatasi penggunaan gadget pada anak.

Oleh karena itu, Lali Gadget Village adalah contoh nyata bagaimana pendekatan berbasis budaya dan komunitas dapat digunakan untuk mengatasi masalah kecanduan gadget.

Melalui program ini, anak tidak hanya mempelajari kearifan lokal, namun juga diajak berinteraksi sosial dan fisik yang penting bagi perkembangannya. KLG tidak hanya menciptakan ruang aman bagi anak-anak, namun juga memperkuat tanggung jawab bersama dalam pendidikan generasi mendatang. Berkat binaan Astra, Desa Tajurhalang Bogor akan menjadi pusat ekspor produk organik kelas dunia. Astra International terus mendukung pengembangan ekonomi lokal dan perlindungan lingkungan melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA). Desa Tajurhalang akan menjadi hub ekspor dianrakyat.co.id.co pada 6 Desember 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D