0 0
Read Time:2 Minute, 40 Second

dianrakyat.co.id – Menyusul viralnya pemberitaan di tvOnenews.com dan dianrakyat.co.id.com tentang dua kakak beradik asal Brebes, Jawa Tengah yang ijazahnya tertahan di SMK Pusponegoro 1 Brebes, pihak sekolah akhirnya memberikan ijazah atas nama Muhammad Nabil Fauzi Nurokhman dan Muhammad. Bakhtiar. Tersedia Nurohman, Jumat 12 Juli 2024

Nunung (40), ayah dua anak, menelepon pihak sekolah untuk mengambil ijazahnya. Nunung pun bersekolah bersama kedua anaknya untuk mendapatkan cap tiga jari di ijazahnya.

Setelah membubuhkan stempel tiga jari, mereka mendapat ijazah gratis. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah dan akan menggunakan ijazahnya untuk mencari pekerjaan. 

Muhammad Nabil Fauzi Nurohman mengaku senang bisa memperoleh ijazah tanpa harus mengeluarkan uang untuk membayar defisit biaya pendidikan selama bersekolah di SMK Pusponegoro 1 Brebes. Diakuinya, semasa masih bersekolah di SMK Pusponegoro 01 Brebes, dirinya masih memiliki banyak hutang. 

“Memang banyak penundaan, tapi alhamdulillah kami bisa terus mengikuti ujian hingga lulus. Kami berterima kasih kepada SMK Pusponegoro karena kami lega bisa mendapatkan ijazah,” kata Nabil didampingi ibunya. dan saudara perempuan. setelah menerima ijazah sekolah.

Sedangkan perwakilan wilayah Tegal

Wakil Direktur (Wakasek) Humas SMK Pusponegoro 01 Brebes Zaenal Fudin mengatakan, pihaknya mengimbau para orang tua, bersama Muhammad Nabil Fauzi Nurohman dan Muhammad Bakhtiar Nurohman, menempelkan tiga jari pada ijazah tersebut dan menerimanya secara cuma-cuma dan tanpa biaya. biaya apa pun. . sen dolar

“Kami minta stempel tiga jari agar ijazah bisa digunakan dengan benar. Dan bisa digunakan untuk keperluan administrasi saat melamar pekerjaan atau untuk keperluan lain. Mereka menerima ijazah tanpa bayaran apa pun,” kata Fudin kepada layanan pers. . .

Pihak sekolah juga mengklarifikasi bahwa ijazah kedua anak tersebut sebelumnya masih ada di sekolah karena belum ada komunikasi dari orang tua terkait administrasi sekolah. 

“Sampai akhir pelatihan tidak ada komunikasi, dan sampai informasi diterima, mereka sudah bekerja. Padahal, kalau sudah ada komunikasi, kami juga akan sangat toleran dan sangat mendukung, terutama di tempat kerja,” tegas Pudin .

Selain merupakan lembaga pendidikan, Fudin juga menegaskan memiliki misi sosial. Hal ini juga terkait dengan status atau status ekonomi orang tua siswa yang perlu dibantu. 

“Kondisi ekonomi para korban sangat membutuhkan pertolongan. Apalagi mereka adalah anak-anak yatim piatu penerima bantuan pemerintah yang sangat perlu kita bantu,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, dua kakak beradik dari keluarga miskin di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terpaksa bekerja serabutan. Pasalnya, ijazah tingginya masih tertahan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusponegoro 01 Brebes, tempat ia belajar selama 3 tahun.

Dua bersaudara tidak diberi ijazah sekolah menengah atas karena mereka tidak mampu membayar kekurangannya. Selain itu, ibu dari dua saudara laki-laki, Muhammad Nabil Fauzi Nurohman dan Muhammad Bakhtiar Nurohman, adalah seorang janda, bekerja serabutan dan terpaksa menghidupi keempat anaknya.

Ijazah mereka tertunda di SMK Pusponegoro 01 Brebes karena hilang biaya sekolah yang berjumlah sekitar Rp 15 juta. Masing-masing Muhammad Bakhtiar Nurohman yang lulus pada 2022 tetap harus membayar Rp10 juta; dan kakak laki-lakinya Muhammad Nabil Fauzi Nurohman yang lulus tahun 2021 masih harus membayar Rp 5 juta.

Laporan: Tiga Handoko tvOne (Brebes)

Baca artikel menarik lainnya dari dianrakyat.co.id Education di tautan ini. Guru Honorer di Konawa Selatan Ditangkap Akibat Hukum Remaja Polisi, PGRI Dilindungi Seorang guru honorer bernama Supriani yang mengajar di SDN 4 Baito, Desa Wonua Raya, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawa Selatan, ditangkap polisi di sana dianrakyat.co.id.co. identifikasi 22 Oktober 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D