dianrakyat.co.id, JAKARTA — Ketahanan pangan menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan gizi anak. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Januarso, Sp.A(K) mengatakan, jika makanan tidak ditangani dengan baik, ada risiko kontaminasi bakteri dan kuman penyebab penyakit.
“Jadi jangan berikan anak kita makanan yang terkontaminasi bakteri dan kuman,” kata Piprim dalam diskusi online Hari Keamanan Pangan Sedunia pada 6 April 2024 di Jakarta. ).
Karena risiko paparan bakteri timbul dari proses pembuatan, penyimpanan, dan penyajian, maka setiap proses yang terlibat harus memenuhi persyaratan keamanan pangan. IDAI mencatat jutaan anak di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat penyakit diare yang berkaitan erat dengan makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, dan parasit, seperti daging, ayam, ikan, dan susu.
“Bagaimana makanan disiapkan dan dikemas harus diperhatikan karena kuman dan bakteri dapat mengkontaminasinya. Makanya perlu ditangani dan dilapisi dengan baik, ujarnya.
Piprim mencatat, setelah beberapa kali produksi dan penerapan memenuhi persyaratan keselamatan, langkah selanjutnya adalah memastikan gizi anak dan kandungan gizinya memenuhi kebutuhan anak. Dia mengatakan ada epidemi obesitas global yang disebabkan oleh asupan makanan diabetes yang tidak terkontrol pada anak-anak dan tekanan darah tinggi pada remaja.
Oleh karena itu, kami menghimbau para orang tua untuk selalu memperhatikan asal usul dan kualitas gizi makanan, membantu anak tumbuh sehat, dan mencegah penyakit. “Walaupun bahan-bahannya bersih, kemasannya bersih, dan peredarannya disetujui BPOM, namun ternyata zat gizi tersebut berdampak buruk bagi kesehatan anak sehingga menyebabkan sindrom metabolik dan penyakit tidak menular lainnya. “Sebagai orang tua, jangan makan berlebihan,” katanya.