0 0
Read Time:2 Minute, 29 Second

dianrakyat.co.id, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) DKI Jakarta mencermati risiko terkait pelemahan dan penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) serta potensi peningkatan ketegangan geopolitik global. mempengaruhi Indonesia.

“KSSK siap mengantisipasi, dengan respon kebijakan yang efisien dan efektif, dampak negatif global spillover dan ketidakpastian terhadap stabilitas perekonomian Indonesia dan sistem keuangan Indonesia,” ujar Sri Mulyani, Menteri Keuangan. Konferensi pers online Komite Keamanan Sistem (KSSK), Jumat (3/5/2024).

Menkeu menjelaskan, penguatan dolar AS terjadi karena perekonomian negara tersebut tumbuh sebesar 2,5% yoy pada tahun 2023 dan diperkirakan akan menguat menjadi 2,7% yoy pada tahun 2024, karena kuatnya permintaan domestik dan aktivitas manufaktur Amerika. masih lebih luas.

Oleh karena itu, masih kuatnya kinerja perekonomian Amerika Serikat, tingkat inflasi yang masih tinggi dan meningkat dalam beberapa bulan terakhir, cenderung menunda dimulainya penurunan suku bunga standar oleh The Fed.

Artinya, ini lebih lama di Amerika, tambah Mullany.

Kebijakan moneter AS cenderung mempertahankan suku bunga tetap tinggi dan jangka panjang (dalam jangka waktu yang lama) dan penundaan pemotongan suku bunga dari tingkat inflasi The Fed, serta tingginya imbal hasil dari US Treasury, telah menyebabkan dana keluar dari negara-negara berkembang dan berkembang. dengan Amerika Serikat.

“Hal ini akan membuat dolar AS menguat dan nilai tukar mata uang berbagai negara akan melemah,” ujarnya.

 

Di sisi lain, pertumbuhan Tiongkok diperkirakan melambat dari 5,2% per tahun pada tahun 2023 menjadi 4,6% pada tahun 2024.

Lebih lanjut, pejabat Perbendaharaan Negara tersebut mengatakan, akibat meningkatnya perang di Timur Tengah dan ketegangan geo-politik, pergerakan ekonomi keuangan global berubah dengan cepat dengan tren negatif.

Oleh karena itu, KSSK berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi dan koordinasi, meningkatkan kesadaran akan risiko ketidakpastian pasar keuangan dan perekonomian global, serta meningkatkan gejolak geopolitik, termasuk dampaknya terhadap perekonomian domestik dan sektor keuangan.

Rupee menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat. Bisakah rupee menembus level 16.000 terhadap dolar AS?

Pada awal perdagangan Jumat (3/5/2024), rupee menguat 108 poin atau 0,67 persen menjadi 16.077 per dolar AS dari sebelumnya 16.185 per dolar AS.

Pengamat pasar mata uang Ariston Tjendra menjelaskan rupee mungkin akan menguat lebih lanjut pada Jumat ini karena pasar bereaksi positif terhadap Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed), demikian pernyataan Jerome Powell.

Pasar masih bereaksi positif terhadap pernyataan Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell usai rapat kebijakan moneter yang mengindikasikan tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan AS pada tahun ini, kata Antara.

Indeks dolar AS juga turun menjadi 105,77 dari 105,25 pada pagi ini.

Data inflasi Indonesia bulan April 2024 yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis 2 Mei 2024 masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 3,0 persen, perkiraan Ariston. Hasil ini dinilai memberi sentimen positif terhadap rupee.

“Kekuatan rupee hari ini kemungkinan akan terapresiasi di kisaran 16.100 per dolar AS, dengan potensi resistensi di kisaran 16.200 per dolar AS,” ujarnya.

Malam ini, non-farm payrolls (NFP) dan data tenaga kerja lainnya akan dirilis. Kalau kuat, lanjutnya, dolar AS juga akan kuat.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D