dianrakyat.co.id, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (12/8/2024) melakukan sejumlah terobosan di berbagai proyek Ibu Kota Negara (IKN). Salah satunya adalah pembangunan Swiss-BelHotel Nusantara.
Jokowi mengatakan, ibu kota nusantara itu didesain seperti kota bergaya hutan yang diberi nama Forest City. RI 1 juga memuji kurasi Ridwan Kamil sebagai kurator yang tidak menjadikan ibu kota baru sebagai kota beton atau kota kaca.
“Tadi saya lihat desain Swiss-BelHotel Nusantara sangat bagus, disesuaikan dengan konsep kota Indonesia yaitu Forrest City. Diselesaikan oleh kurator Pak Ridwan Kamil,” kata Jokowi, Senin ( 12/8/2024).
Selain itu, Jokowi terus mendorong agar IKN dibangun dengan tema smart city dengan teknologi baru, sehingga menjadi kota yang hidup atau nyaman untuk ditinggali.
“Saya bangun pagi, keluar kamar, keluar rumah, udaranya segar sekali. Segar, bersih, indeks kualitas udaranya ada di angka 6. Artinya bersih sekali, karena banyak kota di Indonesia yang angkanya di atas 100, ” dia dikatakan. ditambahkan. Proses pengembangan IKN
Oleh karena itu, Jokowi berjanji akan terus memantau proses perkembangan IKN meski masa jabatannya sebagai presiden akan segera berakhir. Sebagai patokan, ia berjanji akan kembali ke Swiss BelHiotel Nusantara yang diharapkan selesai dalam 15 bulan ke depan.
“Swiss-BelHotel sedang dibangun dengan 197 kamar, yang akan bertahan sekitar 15 bulan. Jadi saya tidak akan tinggal di sini sebagai presiden, artinya akan bertahan 15 bulan. Saya akan terus mengawasi, meskipun saya tidak akan menjadi presiden, saya akan melakukannya. pantau terus,” tegasnya.
Selain investor, Jokowi juga meminta pemerintah dan Otoritas IKN (OIKN) untuk terus berpegang teguh pada konsep kota hijau yang ditetapkan dalam pengembangan IKN selanjutnya ke depan.
“Kami juga berharap agar sarana prasarana segera dikerjakan oleh OIKN, pemerintah termasuk akses jalan, serta listrik dan air segera disiapkan. Jadi semuanya sudah siap ketika hotel ini selesai dibangun,” pungkas Jokowi.
Diluncurkan pada peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan fisik baru tahap ketujuh di Kota Nusantara, Ibu Kota Baru Indonesia atau IKN Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, nilai investasinya mencapai sekitar Rp 4 triliun.
Peletakan batu pertama dijadwalkan hari ini sebagai awal pembangunan tahap ketujuh, selain pembangunan Istana Wakil Presiden dan Taman Kusuma Bangsa, juga PT Intiland Development Tbk, PT Royal Garden Eagle Group, PT Papua Hotel Internasional dan PT Bank Central Asia menurut Agung Wicaksono.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), akan meletakkan batu pertama yang menandai dimulainya banyak pembangunan fisik baru di kota nusantara, jelas Deputi Bidang Keuangan dan Investasi Badan Otorita Utama Kepulauan (OIKN) Agung Wicaksono di Penajam, Senin.
Peletakan batu pertama pembangunan fisik baru yang akan dilakukan, lanjutnya, infrastruktur pendukung sektor investasi di ibu kota baru Indonesia sudah banyak.
Hari ini Presiden Jokowi diperkirakan akan meletakkan batu pertama yang menandai dimulainya banyak pembangunan fisik baru di Kota Nusantara setelah rapat paripurna pertama pemerintah di Istana Garuda, ibu kota baru Indonesia.
Peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan fisik baru pada tahap ketujuh bagi banyak investor dari sektor perbankan dan unit bisnis.
Total nilai investasi peletakan batu pertama pembangunan fisik baru tahap ketujuh, kata Agung Wicaksono, diperkirakan sekitar Rp4 triliun.
“Nilai investasinya cukup besar, nanti akan ada detailnya. Tapi total nilainya mungkin lebih dari Rp 4 triliun untuk peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan fisik baru tahap ketujuh,” ujarnya menambahkan. dikutip. Antara, Senin (8 Mei 2024) dihitung sejak peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan fisik batu tahap pertama hingga keenam di Kota Nusantara, senilai kurang lebih Rp. 51,3 triliun.
“Pada saat peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan fisik baru tahap ketujuh, nilai investasinya diperkirakan mendekati Rp 60 triliun,” imbuhnya.
Penerangan batu pertama menandai dimulainya pembangunan fisik tahap ketujuh di ibu kota baru Indonesia, sekaligus penandatanganan perjanjian kerja sama pemanfaatan tanah (PKS) dengan investor atau pelaku usaha.