0 0
Read Time:2 Minute, 16 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo sangat senang karena inflasi di Indonesia terkendali. Inflasi Mei 2024 sebesar 2,84% dibandingkan periode yang sama. Angka inflasi sesuai dengan target pemerintah. 

“Saat ini inflasi 2,84% dan pertumbuhan ekonomi 5,11%. Ya, ini baru, baru.’ ).

Jokowi mengatakan inflasi bulan Mei merupakan salah satu hal terbaik di dunia. Sebaliknya, inflasi di Indonesia adalah 9,6% pada 10 tahun lalu.

“Kalau kita ingat 9-10 tahun lalu inflasi kita masih 9,6%, berkat usaha kita menjadi 2,84 lagi,” tegasnya.

Jokowi mengatakan tren inflasi yang tinggi menjadi beban masyarakat. Hal ini disebabkan menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga.

“Kalau inflasi naik misalnya 9,6%, dan pertumbuhan ekonomi kita 5%, itu sulit, masyarakat yang merasakannya sebagai manusia,” tegasnya.

Oleh karena itu, Jokowi meminta kementerian/lembaga dan pimpinan daerah terus bersinergi menyelaraskan tingkat inflasi dengan target pemerintah. Bahkan, Jokowi mengaku akan mengecek tingkat inflasi masing-masing daerah dalam kunjungan kerjanya.

“Setiap saya ke kabupaten, saya tanya sekarang, inflasinya berapa Bu? Pertumbuhannya berapa, Pak, Bupati, Pak, Wali Kota? Jadi kita semua peduli, kita tahu hal-hal yang sangat penting.” katanya dengan tegas.

T: Sulaiman

Sumber: Merdeka.com

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mematok inflasi Indonesia sebesar 0,03% (m/m/mtm) pada Mei 2024, yang pertama sejak Agustus 2023.

“Inflasi akan terjadi pada Mei 2024 setelah inflasi terakhir terjadi pada tahun 2023,” kata Plett. Kepala BPS Amalia Adingar Widyasanti dikutip dari Antara, Senin (6/3/2024).

Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan mencapai 2,84% (year/year basis) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,16% (year-to-date).

Amalia memperkirakan beras akan menjadi penyumbang inflasi bulanan terbesar.

“Pada Mei 2024, beras kembali mengalami inflasi sebesar 3,59 persen dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen,” ujarnya.

Menurut dia, meski produksi beras mulai menurun, namun inflasi beras akan kembali terjadi karena cadangan yang mencukupi.

Selain beras, komoditas lain juga memberikan kontribusi terhadap omset bulanan, antara lain ayam ras dan ikan segar sebesar 0,03%, tomat dan cabai rawit sebesar 0,02%, serta pepaya dan kentang sebesar 0,01%.

 

Selain itu, sektor transportasi mempunyai tingkat inflasi tertinggi kedua pada bulan ini. Tingkat kerusakan pada kelompok transportasi sebesar 0,38%.

Sektor transportasi menyumbang inflasi sebesar 0,04% secara bulanan (mtm). Komoditas utama pendorong inflasi adalah angkutan jarak jauh sebesar 0,03%, angkutan udara sebesar 0,02%, dan tiket kereta api sebesar 0,01%.

Lebih lanjut, berdasarkan sebaran wilayah, Amalia menjelaskan, 24 dari 38 provinsi di Indonesia pernah mengalami inflasi. Sedangkan 14 lainnya mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Papua Selatan sebesar 2,00 persen dan inflasi terdalam di Banten sebesar 0,52 persen, ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D