0 0
Read Time:1 Minute, 58 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Aquaplaning atau dikenal dengan istilah aquaplaning merupakan fenomena yang terjadi ketika ban kendaraan kehilangan cengkeraman di jalan basah dan tidak mampu merespons perintah pengemudi. Aquaplaning dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk jika pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraannya dalam cuaca basah.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dan peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), memaparkan sejumlah solusi yang bisa diterapkan pengemudi jika kendaraannya mengalami aquaplaning.

“Pertama, tetap tenang dan jangan panik. Kepanikan dapat menyebabkan pengemudi melakukan kesalahan, yang dapat memperburuk keadaan. Kemudian jangan mengerem keras atau berbelok keras, kurangi gas dan biarkan kendaraan melaju sendiri,” sarannya. Yannes, kutipan dari Antara, Minggu (14/1/2024).

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya tidak melakukan pengereman mendadak karena dapat menyebabkan kendaraan selip. Solusi lain jika pengemudi mengalami aquaplaning adalah dengan mengarahkan kendaraan ke arah yang aman.

“Pindahkan kendaraan Anda ke pinggir jalan jika memungkinkan,” kata Yannes.

Paling sering, kata dia, hydroplaning terjadi di jalan yang tergenang air sehingga menyebabkan ban kendaraan kehilangan daya cengkeram pada permukaan jalan akibat lapisan air yang terbentuk di permukaan tersebut. Kondisi ini bisa terjadi pada permukaan basah atau berlumpur, terutama pada kecepatan tinggi.

Ia menjelaskan, fenomena tersebut berpotensi menimbulkan ancaman bagi pengemudi dan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka semakin besar pula risiko terjadinya aquaplaning.

“Kecepatan tinggi menyulitkan tapak ban untuk menghilangkan air secara efektif. Ban yang sudah aus atau tidak memiliki lekukan yang cukup dalam, daya cengkramannya berkurang sehingga lebih rentan terhadap aquaplaning,” kata Yannes.

 

 

Menurut Yannes, jalan yang basah dan berawa, apalagi jika airnya cukup dalam, dapat dengan mudah meningkatkan risiko terjadinya aquaplaning. Selain itu, ban yang tidak diisi dengan tekanan udara yang sesuai juga berisiko mengalami aquaplaning.

Yannes kemudian membagikan beberapa tips agar pengemudi terhindar dari aquaplaning. Pertama, hindari berkendara dengan kecepatan tinggi saat kondisi jalan basah atau becek, karena kecepatan ideal berkendara di jalan basah adalah sekitar 50 km/jam.

Tips yang kedua adalah pemilik kendaraan perlu memperhatikan kondisi bannya dan memastikan ban kendaraannya memiliki daya cengkram yang baik dan tidak aus.

“Ganti ban yang aus. Kemudian tingkatkan tekanan udara pada ban kendaraan Anda. Tekanan yang terlalu rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya aquaplaning. Pastikan ban Anda selalu memiliki tekanan yang direkomendasikan pabrikan,” jelasnya. Yannes.

Tips terakhir adalah menghindari berkendara di jalur yang melewati genangan air di jalan. Jika pengemudi terpaksa berkendara di jalur yang tergenang air, segera kurangi kecepatan kendaraan dan hindari pengereman mendadak.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D