0 0
Read Time:3 Minute, 8 Second

dianrakyat.co.id, Batavia – Kanker serviks bisa dicegah dengan vaksin HPV. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), lebih dari 103 juta perempuan di Indonesia berusia 15 tahun ke atas berisiko terkena kanker payudara.

Setiap tahunnya, sekitar 36.000 wanita terdiagnosis kanker payudara, dan 70 persennya berada pada stadium lanjut. Angka kematian akibat kanker payudara akan mencapai sekitar 21.000 pada tahun 2020.

Data Globocan pada tahun 2021 menunjukkan terdapat 36.633 kasus kanker payudara di Indonesia, sedangkan angka kematiannya terus meningkat. Memperluas vaksinasi HPV diperlukan untuk menjaga kesehatan anak perempuan Indonesia di masa depan.

“Vaksin HPV diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker payudara. Angka kematian akibat kanker ini 50 persen karena banyak diagnosisnya,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS dari Sehat Negeriku saat diakses Jumat, 9 Februari 2024.

Menurut Maxi, vaksinasi merupakan cara yang ekonomis untuk mencegahnya. Biaya pengobatan kanker payudara sangat mahal. “Himbau kepada masyarakat khususnya yang memiliki anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun untuk memanfaatkan program pemerintah ini,” ujarnya

Kementerian Kesehatan RI terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan di tingkat dasar untuk melindungi masyarakat dari penyakit. Salah satu langkah utama dalam upaya ini adalah dengan menambah jumlah vaksin pada program vaksinasi anak, dari 11 menjadi 14. Dalam perluasan ini ditambahkan tiga jenis vaksin baru, yaitu: Vaksin Human Papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker Pneumococcus. . Vaksin konjugasi (PCV) mencegah pneumonia, dan vaksin Rotavirus (RV) mencegah diare.

Selain itu, menyusul Maxi, Kementerian Kesehatan RI juga memberikan vaksin polio suntik dosis kedua atau IPV2 untuk meningkatkan perlindungan terhadap polio.

 

 

Selain itu, standar imunisasi anak mencakup 14 jenis vaksin, antara lain BCG untuk tuberkulosis (TB), DPT-Hib untuk difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe b.

Selain mencegah kanker serviks, vaksin HPV juga melindungi terhadap kanker lainnya. Sementara itu, vaksinasi PCV dan RV bertujuan untuk memerangi pneumonia dan diare, yang merupakan dua dari lima penyebab utama kematian anak balita di Indonesia yang dapat dicegah dengan vaksinasi.

Perlindungan terhadap polio juga diperkuat dengan pemberian IPV2, yang merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan standar vaksin polio menjadi enam dosis. Jadwal vaksinasi polio lengkap meliputi vaksin polio drop (OPV) pada usia 1, 2, 3, dan 4 bulan, serta pemberian suntikan polio (IPV) pada usia 4 bulan dan 9 bulan.

Semua upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak Indonesia memiliki perlindungan kesehatan yang lebih baik dan terhindar dari kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) kembali berkolaborasi dalam Dewan dan Karya Masyarakat Biennium QUI 2024-2025. Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Sekjen Kunta Wibawa Dasa Nugraha dari Kementerian Kesehatan RI, dan Dr. N Paranietharan dari World Health Organization (WHO) Indonesia, di Prof. Sujudi Solum 3 pada hari Rabu, 7 Februari 2014

Sebelumnya, pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan dan QUI Indonesia menyepakati kerja sama di bidang kesehatan melalui Konsensus dan Konsultasi Kerja Dua Tahunan QUI 2023-2024, di sela-sela Asian Health Ministers atau AHMM ke-15, di Bali.

Penandatanganan Perjanjian Hibah dan Rencana Kerja Bersama Biennial QUI 2024-2025 ditujukan pada Program Kerja Umum QUI ke-13, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, serta Pilar-pilar implementasi perubahan. Kementerian Kesehatan Indonesia.

Melalui Konsultan Operasional RI-QUI RI (Kementerian Kesehatan), kegiatan yang dipaparkan akan dilakukan untuk mendukung Anggaran Program QUI 2024-2025, seperti yang diumumkan dari website Sehat Negeriku pada Kamis, 8 Februari 2024.

Kolaborasi dengan WHO berfokus pada tindakan strategis untuk mengimplementasikan pilar transformasi di sektor kesehatan yang akuntabel. Salah satu kegiatan strategisnya adalah pelaksanaan penelitian, sesuai instruksi Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

Pelaksanaan penelitian ini akan dikoordinasikan oleh Badan (BKPK), sehingga akan terjadi koordinasi yang lebih intensif antara WHO dan BKPK, diharapkan dalam pelaksanaan penelitian pada masa Pasal Rencana Kerja 2024-2025.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D