0 0
Read Time:1 Minute, 15 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Ahli Gizi Dr. Raissa Edwina Djuanda, MGizi, SpGK-AIFO mengimbau, dodol Betawi sebaiknya tidak dikonsumsi, misalnya saat Idul Fitri, mengingat energinya yang tinggi, tidak lebih dari 100 gram per hari. .

Dokter yang tergabung dalam Persatuan Gizi Medis Indonesia (PDGKI) Cabang DKI Jakarta saat dihubungi di Jakarta, Kamis (11/4/2024) mengatakan, “Sebaiknya konsumsi Dodol Petawi dalam jumlah yang cukup dan benar.”

Sebaiknya konsumsi dodol dipadukan dengan makanan kaya serat lainnya seperti buah dan sayur, kata Raisa.

Dokter yang berpraktik di RS Bondok Indah-Puri Indah ini mengatakan, “Batasi makanan manis dan minuman lain jika mengonsumsi Dodol Betawi.”

Dodol betawi mengandung banyak nutrisi, salah satunya merupakan sumber karbohidrat baik yang dapat memberikan energi pada tubuh, dan makanan ini mengandung zat gizi makro dan zat gizi mikro lainnya yang dibutuhkan tubuh.

Raiza mengatakan, dalam 100 gram Dodol Betawi mengandung energi (391 kkal), karbohidrat (76,1 gram), protein (3,8 gram), dan lemak (3,8 gram).

Selain itu, kalsium (34 mg), fosfor (124 mg), zat besi (2,8 mg), natrium (54 mg), kalium (244 mg), vitamin B1 (0,1 mg), vitamin B2 0,06 mg) dan vitamin C (. 2 miligram).

Raisa mengingatkan masyarakat untuk mengingat, meski mengandung nutrisi seperti protein dan lemak, namun Dodol Betawi tinggi gula.

“Jika mengonsumsinya terlalu banyak, berisiko mengalami obesitas dan gangguan kesehatan lainnya,” ujarnya.

Berbeda dengan suku Petawi lainnya, dodol merupakan jajanan khas Idul Fitri atau Idul Adha menurut Kementerian Kebudayaan. Jajanan ini berwarna coklat tua dengan rasa yang lebih sedikit dibandingkan dodol daerah lain.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D