0 0
Read Time:1 Minute, 14 Second

JAKARTA – Sejak serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023, beberapa produsen amunisi dan pemasok bahan senjata memutuskan untuk menerapkan “blokade ketat dan informal” terhadap Israel. Surat kabar Israel Kalkalist memberitakan kabar tersebut pada Selasa (16 Juli 2024).

Beberapa pemasok senjata Eropa ke Israel telah berhenti berinteraksi dengan mitra bisnis Israel, Kalkalis melaporkan. Bahkan, selain Amerika Serikat, salah satu mitra dagang Israel menolak memasok bahan baku produksi amunisi setelah 7 Oktober 2023.

Bisa dikatakan kekuatan Israel saat ini bergantung pada bantuan militer yang diberikan Amerika Serikat. Kementerian Pertahanan dan personel militer Israel juga prihatin dengan protes informal yang dilakukan mitra dagang Israel.

Pada saat yang sama, New York Times melaporkan pada awal Juli bahwa tentara Israel mulai menyimpan amunisi tank di Jalur Gaza. Hal ini dilakukan untuk mencegah pasukan Israel melakukan serangan bersenjata terhadap militan Palestina di wilayah utara negara itu. Laporan tersebut juga dibenarkan oleh Kalkalis.

Di tengah keputusasaan tersebut, industri pertahanan Israel disebut-sebut telah menemukan pemasok baru dari negara-negara Balkan. Menurut Kalkalis, Israel secara teratur menerima bahan senjata dari Serbia melalui maskapai penerbangan Tel Aviv.

Calcallister mengatakan kerja sama dengan Serbia merupakan solusi bagi Israel untuk mengembangkan produksi pertahanan. Namun, ini adalah proses yang panjang dan mahal. Selain itu, jumlah peluru yang dihasilkan tidak dapat memenuhi kebutuhan militer Israel.

Calcallister menekankan bahwa selain situasi politik yang mempersulit impor senjata ke Israel, situasi pasar dunia juga turut diperhitungkan. Pasalnya, pasar ini mengalami kekurangan amunisi yang tidak hanya terjadi di Gaza tapi juga di Ukraina.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D