dianrakyat.co.id, Jakarta – Laba PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) 2023 turun 51,4 persen. Penyebabnya adalah rendahnya harga batu bara.
Farida Tamrin, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk, menjelaskan penurunan laba tahun lalu salah satunya disebabkan oleh harga batu bara dan volatilitas pasar. Harga rata-rata batubara ICI-3 pada Januari-Desember 2022 sebesar 127,8 dolar AS per ton dan meningkat sekitar 34% menjadi 84,8 dolar AS per tahun.
Pada saat yang sama, harga pokok penjualan, seperti royalti sumber daya mineral, transportasi kereta api, dan jasa pertambangan, meningkat.
“Jadi untuk ICI-3 penurunannya hampir 34 persen. Kedua, dari segi biaya. Hampir sama dengan biaya tahun 2023 dan 2022. Komponen biayanya adalah biaya izin, dan yang kedua adalah biaya transportasi dan penambangan,” katanya. menambahkan.
Namun, dia mengatakan permintaan belanja pada kuartal keempat tahun 2023 mengalami penurunan setiap triwulan. Oleh karena itu, kami berharap dapat mempertahankan pertumbuhan laba meskipun harga batu bara turun dengan berupaya menghemat biaya. Pada tahun 2023, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 38,49 triliun. Pendapatan ini turun 9,75 persen dari Rp42,65 pada tahun 2022.
Akibat pencapaian tersebut, perseroan akan memperoleh laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 6,1 triliun USD pada tahun 2023. Laba tersebut turun 51,42 persen dibandingkan laba 12,57 triliun USD pada tahun 2022.
Saham PTBA menguat 1,41 persen ke Rp 2.880 per saham pada sesi pertama. Harga saham PTBA stagnan di Rp 2.840 per saham. Harga tertinggi PTBA Rp 2.900 dan harga terendah Rp 2.810. Total frekuensi perdagangan sebanyak 5.563 kali dan sebanyak 216.391 saham diperdagangkan. Nilai transaksinya adalah $62,1 miliar.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebelumnya dikabarkan menargetkan peningkatan produksi batu bara menjadi 41,3 juta ton pada 2024. Arsal Ismail, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, mengatakan rencana perseroan pada tahun ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan pasar terkini dan prediksi berbagai faktor dinamis.
“Pada tahun 2024, PTBA menargetkan peningkatan produksi batubara sebesar 41,3 juta ton, penjualan sebesar 43,1 juta ton, dan transportasi sebesar 33,7 juta ton,” kata Arsal dalam konferensi pers kinerja perseroan tahun anggaran 2023, Jumat (03/08/2024). ).
Sebagai perbandingan, perseroan mampu meningkatkan kinerjanya sepanjang tahun 2023. Pada periode tersebut, total produksi batu bara PTBA mencapai 41,9 juta dollar AS. Pencapaian ini mewakili peningkatan 13 persen dibandingkan produksi aktual tahun 2022 sebesar $37,1 juta.
“Keberhasilan produksi ini berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton pada tahun 2023,” kata Arsal.
Dengan peningkatan produksi tersebut, penjualan batu bara diperkirakan mencapai 37,0 juta ton pada tahun 2023, naik 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan melaporkan penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton, meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2022.
Penjualan dalam negeri mencapai 21,4 juta ton, naik 12 persen dibandingkan tahun lalu. Permasalahan yang dihadapi perseroan pada tahun ini adalah koreksi harga batu bara dan volatilitas pasar.
Harga rata-rata batubara ICI-3 mengalami penyesuaian sekitar 34% dari 127,8 USD per ton pada tahun 2022 menjadi 84,8 USD pada tahun 2023. Pada saat yang sama, harga pokok penjualan meningkat. Hal ini termasuk kompensasi royalti sumber daya mineral, transportasi kereta api, dan jasa pertambangan.
“Oleh karena itu, PTBA terus berupaya meningkatkan peluang pasar dalam negeri dan peluang ekspor agar kinerjanya baik. Perusahaan berkomitmen untuk menerapkan cost Leadership di seluruh area perusahaan, sehingga efisiensi berkelanjutan dapat diterapkan secara maksimal,” tambah Arsal.
Selain itu, perseroan berharap pembentukan Badan Pengelola (MIP) segera dilaksanakan dan berdampak positif terhadap kinerja keuangan PTBA.
Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang diumumkan sebelumnya untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023 telah diumumkan. Pada periode tersebut, perseroan meraup Rp 38,49 triliun. Pendapatan ini turun 9,75 persen dari Rp42,65 pada tahun 2022.
Meski mengalami penurunan pendapatan, namun belanja pendapatan meningkat dari Rp 24,68 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 29,22 triliun pada tahun 2023. Dengan demikian, laba kotor perseroan pada 2023 jauh lebih rendah dibandingkan laba kotor 2022 sebesar 49,03 persen, dan rupiah turun 117 persen. ,97 triliun.
Perseroan melaporkan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,94 triliun pada tahun 2023, berdasarkan laporan keuangan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/23/2024). lagi pendapatan Rp 638,4 miliar.
Pada periode yang sama, pendapatan keuangan perseroan sebesar 584,34 miliar dolar AS, beban keuangan sebesar 204,04 miliar dolar AS, dan porsi laba bersih anak perusahaan dan perusahaan patungan sebesar 571,3 miliar dolar AS.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan melaporkan Rp 6,1 triliun pada tahun 2023 atau laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba tersebut turun 51,42 persen dibandingkan laba 12,57 triliun dolar AS pada tahun 2022.
Pada akhir tahun 2023, aset perusahaan turun dari $45,36 triliun pada tahun 2022 menjadi $38,77 triliun. Utang tersebut akan meningkat dari $16,44 triliun pada tahun 2022 menjadi $17,2 triliun pada tahun 2023. 2 triliun pada tahun 2022 triliun.