0 0
Read Time:3 Minute, 9 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Dugaan perampokan di Masjid Agung Al-Jabbar menarik perhatian masyarakat setelah seorang pengguna pertama kali mengaku kesulitan menemukan tempat parkir Masjid Agung Al-Jabbar.

Setelah mengemudikan mobil, akhirnya ia berhasil menemukan tempat parkir. Pengelola akun mengakui keberadaan juru parkir berpakaian masjid. Saat turun dari mobil, ia langsung meminta biaya parkir dengan “ikhlas” karena sedang membantu memarkir mobil.

“Gak mau kasih 2k. Katanya bersungguh-sungguh,” tulis @petanirumah pada 13 April 2024.

Tak berhenti sampai disitu, ia mengaku didenda karena parkir oleh berbagai polisi berseragam dalam perjalanan menuju masjid. Sopir menyuruhnya untuk membayar “sesegera mungkin”. Total, ia menghabiskan uang Rp 30.000 untuk salat di Masjid Al-Jabbar, meski tidak masuk ruang berbayar sama sekali.

Insiden pencurian atas nama tarif parkir ‘sesuai keinginan’ telah membuat marah warga, banyak dari mereka menyerukan agar masjid tersebut diganti namanya menjadi ‘Masjid Talakchi’. Ganti nama jadi masjid perampokan, tulis @masjidrayaaljabbar dalam postingan Instagram pada Jumat, 12 April 2024.

“Jangan ke Al Jabbar lagi perampokan, nama baik Kota Bandung sudah rusak karena perampokan Al Jabbar, miris sekali,” tulis salah satu pengguna pada Minggu, 14 April 2024.

Tak hanya di parkiran, kesabaran akuntan yang mengaku korban maling itu diuji di toko sepatu. Ia mengaku tak mau menerima sepatu polisi yang ia tempati saat itu karena tidak terbuat dari plastik. Ia terpaksa membeli plastik yang dijual di pekarangan seharga 5 ribu.

“Saya bisa meninggalkan sepatu itu dan mereka memberi saya nomornya,” tulisnya.

Dia kemudian pergi ke kamar mandi sebelum mandi. Namun sikap petugas toilet kurang ramah. Diakuinya, petugas mengetuk pintu toilet sambil berkata, “Jangan lama-lama di toilet,” sambil menunjuk jarinya.

Pada akhirnya, dia tidak pergi ke kamar mandi dan langsung pergi ke kamar mandi. Katanya tempatnya besar dan sepi.

Setelah berdoa, dia kembali ke sepatunya untuk mengambil sepatunya. Ia berhenti selama 30 menit namun petugas yang bekerja padanya tidak ramah lagi dan menyuruhnya memeriksa kembali padahal sudah diberi nomor pelacakan.

“Dia kemudian dibantu oleh petugas polisi lainnya. Sepatunya ada di bawah kakinya,” keluhnya.

Saat kejadian tersebut tersebar di media sosial, banyak komentator yang mengeluhkan Masjid Al-Jabbar bukanlah tempat ibadah melainkan tempat ziarah. Mereka mengaku kecewa setelah mengunjungi Masjidil Haram.

“Dulu saya terkagum-kagum dengan keindahan Al-Jabbar, kini kekaguman itu hilang karena masjid tersebut dijadikan tempat wisata berfoto dan penjarahan,” keluh komentar online pada Minggu, 14 April 2024.

“Saya kaget banget dengan masjid ini, dan sebagai orang Bandung saya bangga punya masjid seperti itu. Pencurinya juga aktif banget di parkiran, bayar parkirnya berapa pak, kok tamunya datang kesana, bapak tidak mau simpan tempat yang sampahnya menempel dan tidak mengotori saudara-saudara bapak parkir. secara ilegal adalah sebuah masalah,” tulis yang lain. .

Selain juru parkir, banyak warga sekitar yang mengeluhkan perilaku petugas Masjid Raya Al Jabbar. Dia mengatakan polisi tidak sopan dan banyak yang merasa tidak nyaman. Bahkan ada beberapa jamaah yang menolak datang ke masjid.

“Bagus, tapi aku tak mau ke sini. Bangun masjid untuk beribadah, jangan jadikan tempat wisata. Mana sesepuh yang marah-marah,” tulis salah satu kolumnis.

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) angkat bicara mengenai hal tersebut. Sekdaprov Jabar menyatakan akan segera menghentikan penjarahan yang dilakukan petugas parkir dan satpam di area Masjid Al-Jabbar.

Tadi pagi Pengurus Masjid Al-Jabbar membahas langsung hal tersebut, termasuk para pejabat di lapangan, kata Herman Suryatman, Ketua Harian Pengurus Masjid Agung Al-Jabbar, saat dihubungi, Minggu, 14 April. , 2024. , dalam Edisi Gaya Hidup dianrakyat.co.id.

Menurut German, pengadilan tinggi sebagai pihak yang mendukung masjid terbesar di kawasan itu ingin masalah ini diselesaikan secepatnya. Dia meyakinkan pihaknya akan memulihkan perdamaian segera setelah polisi menemukan barang rampasan tersebut. 

Sejak lama, Pengurus Masjid Al-Jabbar menyadari bahwa kenyamanan dan keamanan jamaah adalah yang terpenting. Oleh karena itu, pihaknya menyayangkan kejadian yang membuat kumpul tersebut tidak menyenangkan. “Atas nama Pengurus Masjid Agung Al-Jabbar, kami mohon maaf,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D