dianrakyat.co.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa (26/3/2024). Penurunan IHSG kali ini cukup dalam dipimpin oleh sektor pasar saham non-siklikal.
Mengutip data RTI, JHSG dibuka tepat di zona merah pada level 7.356,55. Pada pukul 09.14 WIB JHSG mengalami penurunan sebesar 17,83 poin atau 0,26%. Indeks LQ45 pun sejalan dengan turun 0,56 persen menjadi 995,82. Sebagian besar indeks saham acuan mengalami tekanan, hanya indeks Pefindo25 yang mampu bertahan di zona hijau.
Selasa ini, IHSG bergerak ke level tertinggi 7.330,46 dan terendah 7.330,46. Sebanyak 201 saham menguat namun tak mampu mendorong indeks ke zona hijau. Sedangkan 180 saham melemah dan 188 saham stagnan.
Total frekuensi perdagangan sebanyak 138.399 kali dengan volume perdagangan 2,9 miliar lembar saham. Nilai transaksi harian saham tersebut sebesar Rp 2,1 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 15.776.
Dari segi sektor, pergerakannya pun beragam. Pelemahan terparah terjadi pada sektor pasar saham non-siklikal yang melemah 0,91%, disusul sektor pasar saham transportasi yang melemah 0,50%. Namun di sisi lain, sektor saham teknologi mampu menguat 0,98% dan energi juga menguat 0,38%. Bursa Efek Asia
Pasar saham kawasan Asia Pasifik atau kerap disebut saham Asia bergerak berbeda pada perdagangan Selasa ini. Di Amerika Serikat (AS), Wall Street terhenti setelah reli awal di tengah optimisme terhadap penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS.
Nikkei Jepang dibuka datar. Sedangkan indeks Topix turun tipis 0,07%.
Indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,14 persen mencapai level tertinggi sejak Februari 2022. Sementara indeks Kosdak berkapitalisasi kecil naik 0,18 persen.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,2% setelah mendekati level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan hari Senin.
Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di 16,497, menunjukkan pembukaan yang sedikit lebih kuat dibandingkan penutupan HSI di 16,473.64. IHSG kemarin
Di Ashmore Research, IHSG mengakhiri sesi kemarin dengan menguat 0,4% seiring dengan penguatan saham-saham bank besar. BMRI menguat 2,8%, BBRI menguat 2,0%, BBNI menguat 1,3%. Namun BBCA melemah 0,3%.
Sektor real estate juga mulai menarik investor asing dengan saham BSDE menguat 3,1% dan SMRA menguat 2,9%.
Sementara itu, sektor telekomunikasi menunjukkan hasil yang beragam, dengan TLKM melemah 4,4% karena pendapatan yang mengecewakan dan meleset dari ekspektasi konsensus. EXCL naik 0,8% dan ISAT naik 0,2%.
Saham-saham yang paling menguntungkan antara lain: Saham POLU melonjak 23,95 persen Saham IDPR naik 21,13 persen Saham SLIS naik 17,65 persen Saham KONI naik 12,81 persen Saham MENN naik 11,11 persen
Saham-saham yang termasuk yang mengalami kerugian terbesar antara lain: Saham SONA anjlok 17,65 persen Saham TALF anjlok 15,48 persen Saham ISAP anjlok 11,11 persen Saham SOUL anjlok 9,52 persen Saham LMAX anjlok 9,09 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensinya antara lain: Saham LMAX diperdagangkan 11.247 kali Saham MNCN diperdagangkan 10.840 kali Saham TLKM diperdagangkan 9.330 kali Saham SLIS diperdagangkan 9.332 kali Saham DOOH diperdagangkan 8.651 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilainya antara lain: Saham TLKM senilai Rp243 miliar Saham BMRI senilai Rp125 miliar Saham BBCA senilai Rp113 miliar Saham AMN senilai Rp71 miliar Saham BBRI senilai Rp72 miliar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham Selasa (26/3/2024). IHSG akan menguji posisi 7.500-7.617.
IHSG naik 0,38 persen ke 7.377 dan masih didominasi jumlah beli pada Senin 25 Maret 2024.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Vikasana mengatakan, pada titik hitam tersebut, posisi IHSG berada pada wave III dari wave (iii), sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 7.500-7.617.
“Pada titik merah, IHSG menyelesaikan wave (b) dan kini diperkirakan akan membentuk wave (c) dari wave (iv) hingga kisaran area 7.219-7.238,” kata Herditya.
Ia memperkirakan IHSG akan berada di level support 7.295,7.238 dan level resistance 7.444,7.492 pada perdagangan Selasa pekan ini.
Sementara itu, Riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyatakan IHSG berpotensi melemah dengan level support dan resistance di 7.300-7.400. “Masih ada potensi untuk diperkuat, tapi hati-hati,” tulis riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Mitra Pinasthika Mustika (MPMX), dan PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Sedangkan dalam survei tersebut, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Beli saat melemah
Saham BBRI naik 2,04% ke 6.250 diiringi peningkatan jumlah pembelian, penguatan BBRI mampu melampaui MA20.
“Saat ini kami memperkirakan posisi BBRI berada di awal gelombang (v) gelombang [iii], sehingga BBRI masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya,” kata Herditya.
Beli pada kelemahan: 6.075-6.175
Target harga: 6.400, 6.650
Hentikan kerugian: di bawah 5.950
2.PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) – Beli saat lemah
Saham MAPI terkoreksi ke 1.815 diiringi munculnya volume penjualan, pergerakannya masih dalam fase downtrend.
“Kami memperkirakan posisi MAPI saat ini berada di akhir wave (i) wave [iii] sehingga koreksi MAPI cukup terbatas dan berpeluang menguat,” ujarnya.
Beli pada kelemahan: 1,745-1,775
Target harga: 1.855, 1.920
Hentikan kerugian: di bawah 1.720
3.PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) – Beli saat lemah
Saham MPMX naik 0,94% menjadi 1.075 karena peningkatan volume pembelian.
“Kami memperkirakan posisi MPMX saat ini merupakan bagian dari gelombang III gelombang C sehingga pergerakan MPMX masih berpeluang menguat,” ujarnya.
Beli pada kelemahan: 1.045-1.065
Target harga: 1.100, 1.125
Batas kerugian: di bawah 1,025
4.PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) – Pembelian Khusus
Saham TKIM naik 1,39% ke 7.300 diiringi peningkatan volume pembelian dan penguatan TKIM hingga melewati MA 200.
“Kami memperkirakan posisi TKIM saat ini berada di ujung wave (c) wave [i] sehingga penguatannya cukup terbatas dan rentan terkoreksi membentuk wave [ii],” kata Herditya.
Spek Beli : 7.100-7.250
Target harga: 7.425, 7.600
Hentikan kerugian: di bawah 7.000