dianrakyat.co.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami koreksi terbatas pada perdagangan Kamis (20 Juni 2024). Investor disarankan untuk memperhatikan level support 6.639.
IHSG turun tipis 0,12 persen menjadi 6.726 pada perdagangan Rabu 19 Juni 2024 dan terus dibarengi dengan peningkatan volume penjualan. Herditya Wicaksana, Analis PT MNC Sekuritas mengatakan, dalam skenario terbaik (tanda hitam), koreksi IHSG sudah berada di akhir wave (v) dari wave C dari wave (2), sehingga koreksinya relatif terbatas.
Namun hati-hati, jika IHSG menembus 6639 sebagai support, maka IHSG akan menguji 6450-6562 di label merah, ujarnya.
Herditya mengatakan IHSG akan berada di level support 6.695,6.639 dan level resistance 6.846,6,923 pada Kamis pekan ini.
Sementara itu, Muhammad Wafi, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, mengatakan IHSG nampaknya kembali terkoreksi dengan lower low (LL) yang diikuti volume. Dia mengatakan, meskipun ada kemungkinan pemulihan selama berada di bawah rata-rata pergerakan harian (MA) 5 garis, ada juga kemungkinan kembali ke level LL.
Namun jika berhasil menembus garis MA5, Anda berpeluang untuk melakukan recovery dan menguji resistance garis MA20 serta resistance channel bearish, ujarnya.
Ia memperkirakan pergerakan IHSG saat ini berada pada kisaran 6.700 hingga 6.900.
Dalam survei PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG berpotensi melemah dengan level support dan resistance 6700-6800. Potensi penguatannya masih terlihat, tapi kecil, ujarnya. Rekomendasi stok
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Bukalap.com Tbk (BUKA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Sementara Wafi mengakuisisi saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Berikut rekomendasi teknis MNC Sekuritas:
1.PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) – Spesifikasi Pembelian
Saham BUKA naik 0,85% menjadi 119 diiringi peningkatan volume pembelian. Herditya mengatakan, posisi BUKA saat ini diperkirakan akan berada pada label hitam di awal gelombang C gelombang (4), selama saham BUKA masih bisa bergerak di atas 114 sebagai stop loss.
Spesifikasi pembelian: 115-119
Target harga: 132, 143
Stoploss: Di bawah 114
2.PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) – Beli saat lemah
Saham HRTA naik 2,92% ke 352 karena volume pembelian yang meningkat. “Selama HRTA masih mampu berhenti di atas 320, maka posisi HRTA akan ditetapkan ke awal gelombang C dari gelombang (B) terapresiasi,” kata Herditya.
Beli berdasarkan kelemahan: 342-350
Target harga: 378, 392
Stoploss: di bawah 320
3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) – Beli saat melemah
Saham MDKA naik 1,76% ke 2.310 diiringi peningkatan volume pembelian. “Saat ini kami yakin posisi MDKA berada di ujung gelombang B dari gelombang (B), sehingga koreksinya relatif terbatas dan berpotensi menguat kembali,” ujarnya.
Beli pada kelemahan: 2,190-2,260
Target harga: 2.380, 2.490
Stoploss: di bawah 2.060
4. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) – Beli saat lemah
Saham MYOR naik 1,26% menjadi 2.410 karena peningkatan volume pembelian. “Selama masih bisa bertahan di atas 2.320 sebagai stop loss, posisi MYOR saat ini diperkirakan berada di awal wave (v) wave [a] wave B,” kata Herditya.
Beli pada kelemahan: 2,360-2,400
Target harga: 2.480, 2.550
Stoploss: di bawah 2,320
Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. dianrakyat.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelumnya sempat berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Rabu (19 Juni 2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah sebagian besar sektor saham yang tertekan dan mengalami surplus selama 49 bulan.
Berdasarkan data RTI, IHSG melemah tipis 0,12 persen menjadi 6.726,92. Indeks LQ45 turun 0,70 persen menjadi 839,61. Sebagian besar indeks saham acuan berada di bawah tekanan.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG menyentuh level tertinggi 6791,53 dan terendah 6698,85. Sebanyak 394 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 188 saham mengalami kenaikan harga dan 202 saham stagnan.
Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.015.872 kali dengan volume perdagangan 24,6 miliar lembar saham. Nilai transaksi saham hariannya Rp 10,1 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 16.363. Investor asing melepas saham senilai Rp 709,78 miliar. Oleh karena itu, investor asing akan menjual saham senilai Rp 9,27 triliun pada tahun 2024.
Sektor saham sebagian besar tertekan, kecuali sektor energi yang naik 0,80 persen, sektor infrastruktur yang naik 0,84 persen, dan sektor industri yang naik 0,07 persen.
Sementara sektor saham siklis turun 1,94 persen dan mencatatkan koreksi terbesar. Sektor saham inti turun 0,16 persen, sektor saham non-siklikal turun 0,99 persen, dan sektor saham kesehatan turun 1,35 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan turun 0,50 persen, sektor saham real estate turun 1,52 persen, sektor saham teknologi turun 1,34 persen, dan sektor saham transportasi turun 1,6 persen.
Kelompok riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, meski bursa regional di Asia cenderung menguat, pasar nampaknya mengikuti kebangkitan bursa Eropa dan Amerika (AS).
“Pasar memperkirakan penjualan ritel AS meningkat 0,1 persen pada Mei tahun lalu, di bawah ekspektasi kenaikan 0,3 persen, karena penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan mendorong Federal Reserve untuk segera menurunkan suku bunga,” ujarnya. pepatah. seperti yang mereka katakan dari Vmes.
Hal ini menunjukkan melemahnya daya beli konsumen, sehingga pasar sekali lagi berada dalam bayang-bayang spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada akhir tahun ini. Pelaku pasar juga menyambut baik data pertumbuhan ekspor Jepang yang lebih baik. Ekspor Jepang naik 13,5 persen (tahun ke tahun) menjadi 8.276,63 miliar yuan Jepang pada Mei 2024, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 13 persen dan membaik dari kenaikan 8,3 persen pada April 2024.
Anggota bank sentral Jepang mengatakan respons kebijakan moneter akan diperlukan jika prospek aktivitas ekonomi dan harga berubah akibat pergerakan yen. Hal ini menunjukkan bagaimana bank sentral memantau perkembangan ekonomi global, yang berarti pergerakan nilai tukar mempengaruhi ekspektasi inflasi jangka menengah dan panjang serta perilaku perusahaan.
Hal ini meningkatkan risiko dampak harga sehingga memerlukan respons kebijakan.
Dari dalam negeri, surplus perdagangan Indonesia pada Mei 2024 tentu menjadi katalis positif bagi IHSG setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, meski neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 sebesar $2,93 miliar atau turun dibandingkan April 2024 yang mencapai 3,56 miliar dolar AS, namun Neraca perdagangan Indonesia berada di angka 2,93 miliar dolar AS atau bahkan mengalami penurunan hingga mencapai 3,56 miliar dolar AS pada Mei 2024. Neraca perdagangan masih surplus.