BANGKOK, 4 Maret 2024 – Ketua Thai Honda Co. Ltd, Alaksh Phornprapha meyakini pasar sepeda motor listrik di Asia Tenggara masih memiliki banyak waktu untuk berkembang. Pasalnya, harga bensin murah dan jarak tempuh mobil berbahan bakar bensin tinggi.
Ia berkata: “Saya kira mobil listrik di Asia Tenggara masih melaju kencang. Karena harga bahan bakar masih murah dan satu liter bisa menempuh jarak sekitar 60 km, maka tidak perlu ada mobil listrik.” Dikutip dianrakyat.co.id Otomotif di Thailand.
Meski demikian, Alaksh mengaku ke depannya pemerintah akan mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk memerangi emisi.
“Tetapi di masa depan pemerintah harus memilikinya. Karena mereka berbicara tentang emisi. Tapi kita bisa mulai dengan emisi Euro 7 tanpa masalah apa pun.”
Alkash juga mengomentari reaksi konsumen terhadap kendaraan listrik di Thailand. Menurut dia, sebagian besar pembeli yang membeli sepeda motor listrik China berkualitas rendah mengalami berbagai kendala, seperti kurangnya registrasi, terbatasnya bengkel dan suku cadang, serta baterai yang tidak tahan lama.
“Setahun sudah tidak dipakai lagi. Karena tidak ada suku cadang yang perlu diperbaiki, tidak ada bengkel, tidak ada apa-apa, akinya kurang bagus, itu masalah besar bagi lingkungan,” ujarnya. .
Alkash juga menilai pasar kendaraan listrik saat ini terlalu kecil. Menurutnya, anak muda membeli sepeda motor karena bunyi telapak tangannya yang tidak bisa diubah menjadi sepeda motor listrik.
“Saya kira anak muda, anak muda beli sepeda motor karena bunyi knalpotnya, maksud saya kalau di sepeda motor listrik tidak bisa dirubah apa-apa, tapi di sepeda motor bensin bisa di ganti pipa knalpot dan potong rantainya. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengungkapkan China Electric Motorcycle Company belum menjadi anggota AISI.