dianrakyat.co.id, Jakarta – PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO).
Dalam penawaran ini, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 808,35 juta saham dengan nilai nominal Rp25 per saham. Meluncurkan situs e-IPO pada Jumat (2/2/2024), perseroan mematok harga penawaran akhir di Rp 148 per saham. Homeco Victoria Makmur akan mendapat dana segar sebesar Rp 119,64 miliar dari IPO.
Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran sekitar Rp 136 hingga 181 per saham. Perseroan berencana menyisihkan Rp 25 miliar dari dana IPO untuk melunasi sebagian utang kepada PT Bank Central Asia TBK (BBCA) atau BCA.
Sebagian utang tersebut akan dilunasi satu bulan setelah dana hasil IPO diterima. Setelahnya, Rp25 miliar akan digunakan untuk melunasi sebagian utang usaha perseroan kepada PT Tricinar Indopratama sebagai anak usaha. Selain itu, TSI akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi sebagian utang TSI kepada BCA terhadap fasilitas dengan tingkat bunga tertinggi.
Pelunasan porsi utang ke BCA rencananya dilakukan satu bulan setelah dana hasil IPO diterima. Dimana perusahaan terlebih dahulu membayar kewajiban finansialnya kepada TSI dan TSI membayar sebagian utangnya kepada BCA pada hari yang sama. Sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja.
PT Homeco Victoria Makmur Tbk, juga dikenal sebagai Homeco Living, didirikan pada tahun 2012. Kegiatan utama perusahaan adalah peralatan dan perlengkapan rumah tangga, grosir alat tulis dan gambar, grosir permainan dan mainan anak-anak, serta grosir tekstil. .
Perusahaan menyediakan peralatan dapur, peralatan dapur, tas, alat tulis dan handuk basah berkualitas. Sebagai perusahaan induk, perusahaan juga mengoperasikan anak perusahaannya, PT Tricinar Indopratama (TSI), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang industri produk plastik untuk kemasan, mainan anak, produk plastik lainnya, perkakas dan peralatan rumah tangga (kecuali furnitur). Terbuat dari bahan dasar plastik dengan merk Technoplast. TSI sendiri memiliki pengalaman bisnis selama 24 tahun dalam memproduksi produk-produk berkualitas tinggi.
Sebelumnya diberitakan, PT Homeco Victoria Makmur Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO).
Dalam penawaran tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 808,35 juta saham atau sebanyak-banyaknya 17,60 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp25 per saham. Harga penawarannya antara Rp 136-181 per saham. Dengan demikian, Homeco Victoria Makmur berpotensi menghimpun dana segar hingga Rp146,31 miliar dari IPO.
Setelah meluncurkan prospektus perseroan dari situs e-IPO pada Minggu (21/1/2024), perseroan akan menyisihkan dana IPO sebesar 25 miliar untuk melunasi sebagian utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA. yang tersisa.
Sebagian utang tersebut akan dilunasi satu bulan setelah dana hasil IPO diterima. Setelahnya, Rp 25 miliar akan digunakan untuk melunasi sebagian utang usaha perseroan kepada PT Tricinar Indopratama sebagai anak usaha.
Selain itu, TSI akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi sebagian utang TSI kepada BCA terhadap fasilitas dengan tingkat bunga tertinggi. Pelunasan porsi utang ke BCA rencananya dilakukan satu bulan setelah dana hasil IPO diterima.
Dimana perusahaan terlebih dahulu membayar kewajiban finansialnya kepada TSI dan TSI membayar sebagian utangnya kepada BCA pada hari yang sama. Sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja.
Pasca IPO, perseroan berencana membagikan dividen mulai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2025. Besaran dividen tersebut sebesar 30 persen dari laba bersih perseroan. Homeco Victoria Makmur Tbk Jadwal IPO: Masa Penawaran Awal (Book Building): 19-24 Januari 2024 Tanggal Efektif: 31 Januari 2024 Masa Penawaran Awal: 2-6 Februari 2024 Tanggal Penjatahan: 6 Februari 2024 Distribusi 7, 2024 Indonesia Tanggal Pencatatan di Bursa Efek (BEI): 12 Februari 2024
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya dikabarkan menargetkan sekitar 62 saham baru untuk dicatatkan melalui penawaran umum perdana (IPO). Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan IPO yang diraih pada 2023 yang mencapai 79 emiten.
“Kalau bicara IPO tahun depan, 61 atau 62,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman seperti dikutip, Senin (1/1/2024).
Hingga akhir tahun 2023, bursa telah menyelesaikan setidaknya separuh dari rencana IPO yakni 30 perusahaan. Sesuai POJK No 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset komprehensif di atas Rp 250 miliar. disusul 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil hingga Rp50 miliar. Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:
3 perusahaan di bidang bahan baku
• 6 perusahaan dari sektor konsumen sepeda
• 4 perusahaan di sektor konsumen non-siklus
• 2 perusahaan di bidang energi
• 0 perusahaan di sektor keuangan
• 0 perusahaan di sektor kesehatan
• 5 perusahaan di sektor industri
• 3 perusahaan di bidang infrastruktur
• 1 Perusahaan Real Estate dan Real Estate
• 5 perusahaan di bidang teknologi
1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik
Secara keseluruhan, bursa bertujuan untuk mencatatkan efek baru, termasuk pencatatan saham, surat utang dan sukuk (EBUS), serta right issue untuk 230 saham tercatat pada tahun 2024.
Target tersebut meningkat dari target revisi tahun ini sebanyak 200 rekaman, namun jauh lebih rendah dibandingkan pencapaian akhir tahun lalu yang mencapai 385 rekaman pada 27 Desember 2023.
Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa juga akan meluncurkan kendaraan investasi berjangka tunggal (SSF) pada kuartal pertama tahun 2024.