dianrakyat.co.id, Jakarta – Usai libur panjang Idul Fitri, masyarakat diimbau menghindari berbagai aktivitas yang minim pergerakan tubuh. Psikolog klinis Kasandra Putranto mengatakan, hal itu untuk menjaga kesehatan mental pasca libur Idul Fitri.
Menghindari aktivitas yang tidak bergerak dalam waktu lama seperti bermain media sosial menjadi salah satu alasannya, karena dengan tidak bergerak maka tubuh akan terbiasa dengan ritme gerakan yang pelan dan ringan, kata Kasandra di Jakarta, Selasa. . , seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan, minim gerak atau rasa malas secara tidak langsung berdampak pada tubuh dan pikiran seseorang.
Berbagai aktivitas rutin seperti pergi ke kantor, olah raga atau sekolah membutuhkan banyak gerak dan pemikiran dari tubuh dan otak. Namun aktivitas seperti bermain media sosial dalam jangka waktu lama membuat tubuh tidak bisa beristirahat dan bersantai.
Akibatnya tubuh jadi enggan bergerak, berpikir, karena ingin mengulang waktu liburan seperti dulu. Kondisi ini memaksa tubuh untuk terbiasa dengan laju dari lambat ke cepat.
Jika situasi ini terus berlanjut, dikhawatirkan masyarakat akan mengalami post-holiday blues atau perubahan suasana hati akibat peralihan antara musim liburan dan rutinitas yang harus mereka hadapi kembali.
Kasandra mengatakan, sebagian masyarakat tidak mudah menghadapi proses transisi.
“Dalam proses transisi, beberapa orang tidak bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan normal, seperti kembali bekerja atau sekolah,” katanya.
Namun Kasandra mengatakan post-holiday blues sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun, jika perubahan ini berlanjut selama lebih dari dua minggu, Anda harus diperiksa dan dirawat oleh ahli medis.
Agar mental tetap sehat dan terjaga setelah liburan panjang, masyarakat dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat menenangkan pikiran sekaligus mengembalikan laju aktivitas menjadi normal.
Ia mencontohkan, masyarakat bisa mendengarkan lagu-lagu yang menenangkan hati dalam hitungan menit atau bersantai dengan perawatan diri seperti pijat tubuh dan manikur.
Namun, Kasandra mengatakan semua tergantung kebutuhan masing-masing orang.
“(Caranya) tergantung kebutuhan, tentunya harus dilakukan pendapat ahli terlebih dahulu untuk menentukan bentuk intervensi yang tepat (oleh ahli),” kata Cassandra.
Sementara itu, psikolog klinis anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi juga mengatakan, masyarakat sebaiknya kembali beraktivitas sehari-hari beberapa hari sebelum musim liburan berakhir untuk menghindari post-holiday blues.
“Kembali ke rutinitasmu beberapa hari sebelum berakhir,” kata Vera.
Misalnya pulang lebih awal dari liburan untuk membiasakan bangun pagi kembali, membersihkan rumah setelah lama tinggal, menyiapkan pakaian untuk bekerja atau sekolah dan kebutuhan lainnya.