dianrakyat.co.id, Jakarta – Penasihat Kelompok Kerja PAPDI Bidang Vaksin untuk Dewasa, Prof. Dr dr Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI, FINASIM menyampaikan, ada dua kelompok yang berisiko tinggi tertular herpes zoster, yakni lansia dan penderita penyakit penyerta atau penyerta.
Penyebabnya adalah reaktivasi virus cacar air dari cacar air yang sebelumnya ada di dalam tubuh. Reaktivasi ini dipicu karena pertama kali mereka yang berusia di atas 45 tahun berisiko. Kemudian, yang kedua, berkurangnya imunitas. karena penyakit, misalnya karena diabetes, penyakit jantung kronis, atau karena minum obat, dan lain sebagainya,” kata Samsurijal.
Pengumuman itu disampaikannya pada konferensi pers Kenali Penyakit Herpes Zoster dan Update Program Vaksinasi Dewasa 2024 di kantor PB PAPDI pada Rabu, 24 Juli 2024.
Samsuridjal mengatakan, herpes zoster atau cacar air merupakan virus yang aktif kembali setelah sebelumnya terkena cacar air. Meski cacar air sudah disembuhkan, virusnya masih tersembunyi di dalam tubuh, terutama di ujung saraf.
“Virus herpes zoster yang sudah mereda masih ada di tubuh kita, bersembunyi di ujung saraf,” jelasnya.
Herpes zoster, yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster, mungkin lebih sering terjadi karena lebih dari 90 persen orang dewasa menderita cacar air.
“Lebih dari 90 persen orang dewasa yang pernah menderita cacar air, sekitar 30 persennya, akan menderita herpes zoster di usia tua atau dengan penyakit kronis.”
Samsuridjal mengatakan ada beberapa kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko terkena herpes zoster, antara lain: diabetes. Orang dewasa yang mengidap diabetes dapat meningkatkan risiko terkena cacar air atau herpes zoster hingga 40 persen. Penyakit kardiovaskular. Pasien dengan penyakit jantung meningkatkan risikonya sebesar 35 persen, dan penyakit paru-paru kronis sebesar 30 persen. Kanker. Pasien kanker 2 kali lebih mungkin terkena herpes zoster karena berkurangnya kekebalan akibat kemoterapi. seorang wanita. Berdasarkan gender, hingga 19 persen wanita menderita herpes zoster karena sistem kekebalan tubuh mereka lebih lemah dibandingkan pria. Faktor risiko lain seperti penyakit autoimun dan stres dapat memicu reaktivasi virus varicella zoster pada Herpes Zoster.
Selain itu, Samsuridjal menambahkan, sangat penting untuk memprioritaskan upaya pencegahan dengan vaksinasi herpes zoster, terutama pada kelompok risiko tinggi.
Samsuridjal mengatakan, herpes zoster sendiri tidak menular langsung ke orang lain karena disebabkan oleh reaktivasi virus cacar air dari cacar air yang sebelumnya ada di dalam tubuh.
Satgas Vaksinasi PAPDI Dewasa dr Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI menambahkan, jika ada anggota keluarga yang mengidap herpes zoster, maka anggota keluarga lainnya akan lebih berisiko terkena herpes zoster.
Namun, jika salah satu anggota keluarga menderita herpes zoster, anggota keluarga lainnya berisiko lebih besar terkena herpes zoster. Anggota keluarga yang lain memiliki peluang lebih besar terkena herpes zoster dibandingkan anggota keluarga lainnya.
Samsuridjal mengatakan, berbeda dengan cacar air yang ruamnya muncul di seluruh tubuh, herpes zoster hanya menimbulkan ruam di area saraf tertentu.
Bedanya dengan cacar air yang ruamnya ada di sekujur tubuh, ruam herpes zoster itu hanya di bagian persarafan tertentu saja. Misalnya biasanya di dada atau perut, tapi yang dikhawatirkan kalau syarafnya ikut kena. mata, dampaknya bisa berdampak pada mata,” ujarnya.
Biasanya ruam yang terjadi di area saraf hanya terjadi pada salah satu sisi saraf saja, misalnya sisi kanan atau kiri saja, kecuali jika herpes zoster sangat parah dan imunitas tubuh sangat rendah, kata Samsuridjal. terjadi di kiri dan kanan.
Lebih lanjut Samsuridjal mengatakan, herpes zoster menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan umumnya hilang dalam waktu sekitar enam minggu.
“Rasanya seperti tersengat listrik, terbakar atau perih dan biasanya hilang dalam waktu sekitar enam minggu,” ujarnya.
Namun, Samsuridjal menambahkan, sekitar 25 hingga 30 persen penderita herpes zoster tidak merasakan sakit.