0 0
Read Time:3 Minute, 30 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Bertajuk “Bergotong royong mewujudkan ekosistem pendidikan yang berpusat pada anak dan berfaedah anak”, jaringan pendidikan Seluruh Siswa Semua Guru (SMSG) menggelar acara diskusi dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). . Acara ini berfokus pada upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan membangun jaringan yang tidak hanya lebih luas namun juga efektif.

“Kami ingin menjadikan proses pembelajaran lebih dari sekedar interaksi antara guru dan siswa, karena pendidikan bisa dilakukan di luar sekolah,” kata pendidik sekaligus penggagas jaringan SMSG Najeela Shihab saat membuka acara yang digelar di Perpustakaan Nasional Pusat. Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Dijelaskannya, SMSG bertujuan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan berjejaring dalam dunia pendidikan sejak tahun 2016. Dalam lanjutannya, sesi diskusi menyoroti bagaimana pendidikan hadir dalam berbagai medium.

Pendiri HelloMotion Academy Wahyu Aditya mengatakan sekolahnya adalah perwujudan dari sekolah impiannya dulu. “Dulu saya ingin rambut gondrong ke sekolah, pakai baju longgar, tapi tidak berhasil. Saya juga protes karena kelas seni budaya (dijadwalkan) hanya dua jam dalam seminggu,” ujarnya.

Sekarang dia melakukannya secara gratis untuk murid-muridnya. “Merdeka bukan berarti tidak punya prestasi,” kata Wahiu. “Bagi saya, mempelajari seni dan budaya sama pentingnya dengan disiplin ilmu lainnya.”

Menurutnya, belajar seni secara otomatis melibatkan pembelajaran empat “percakapan”, yaitu kreativitas, berpikir kritis, kerjasama dan komunikasi. Setelah mengambil inspirasi dari perannya sebagai seorang ayah, ia memperkenalkan alat pembelajaran yang lebih beragam.

Vahiu berkata: “Setelah saya kehabisan dongeng untuk dibacakan kepada anak-anak saya, akhirnya kami membuat dongeng kami sendiri. Setiap malam saya akan mengambil selembar kertas kosong, lalu meluangkan waktu sekitar 10 menit untuk menggambar dan membuat cerita spontan. Anak saya sangat bahagia.”

Dari sana ia mengumpulkan legenda-legenda tersebut dan mengirimkannya ke penerbit. “Alhamdulillah sekarang sudah ada 50 judul dongeng (terbit),” imbuhnya.

Tak berhenti sampai disitu, ia juga bereksperimen membuat lagu untuk mempelajari berbagai hal. “Bagaimana caranya agar anak mau makan sayur dan buah, tidak buang air kecil dan lain-lain,” ujarnya tentang lagu tersebut. “Yah, ada 20 lagu.”

Dalam pengalaman pribadinya, Wahi mengatakan, seni dalam bentuk apapun merupakan media pendidikan alternatif yang sangat efektif. Kisah serupa diulangi oleh salah satu pendiri Wahana Creator, Gina S. Noer.

Menurut sutradara Two Blue Hearts, film merupakan pemicu untuk membantu seseorang merefleksikan kehidupan. “Dampak dari film ini tidak sekedar angka box office saja, tapi ada dampak sosial yang akan bertahan lebih lama,” ujarnya.

Gina menambahkan, film adalah “ruang untuk memikirkan banyak hal”. “Yang penting ceritanya menarik dan relatable (penonton),” ucapnya. “Selain itu, penting untuk membicarakan hal-hal penting.”

Sementara itu, Ketua Umum Wikimedia Foundation Indonesia Rahmat Wahidi mengatakan, “Penting untuk menyaring tsunami informasi di dunia maya.” Oleh karena itu, mereka menggalakkan literasi digital melalui kurikulum yang tersebar di beberapa sekolah dan kampus.

“Kami percaya bahwa akses yang setara terhadap informasi adalah hak asasi manusia dan dasar bagi pendidikan inklusif. Hal ini pula yang menjadi alasan kami bekerja sama dengan Indica Foundation dan Cook Biza untuk melatih para pembuat konten agar dapat menghasilkan konten yang berkualitas, menyenangkan, dan mudah. -untuk menjangkau produk ilmu pengetahuan,” jelasnya.

Sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan konten, salah satu pendiri Cook Bisa Ketub Yoga ini mengaku awalnya tidak ada niat untuk mengedukasi masyarakat. “Saya ingin bersenang-senang karena saya sudah tertarik dengan sains sejak kecil,” akunya.

Menurut kitab suci, menanyakan “hal-hal aneh” adalah cara membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. “Anak-anak mempunyai waktu menonton yang lama setiap harinya, dan di antaranya kami dapat memasukkan konten pendidikan,” katanya.

“Internet dan konten sains populer yang mudah dicerna memiliki kekuatan besar dalam pendidikan masyarakat, terutama bagi anak-anak,” tambah Kutts. “Kok berkomitmen menggunakan platform digital untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami.”

Keto berharap melalui konten yang dibuatnya, semakin banyak anak Indonesia yang bercita-cita menjadi ilmuwan. “Kami ingin Indonesia punya ilmuwan-ilmuwan hebat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Najala menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam memajukan pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan SMSG dengan menghadiri BelajaRaya 2024 pada 4 Agustus 2024 di Pos Bloc Jakarta.

“BelajaRaya merupakan momentum tahunan untuk merayakan inovasi yang dilakukan oleh ribuan komunitas dan organisasi pendidikan dari seluruh daerah di Indonesia,” ujarnya. Seperti tahun lalu, festival pendidikan akan mencakup konser musisi ternama, wacana publik dengan pendidik dan perwakilan pemerintah, serta kelas pengajaran umum.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D