dianrakyat.co.id, Jakarta – Data terbaru Kementerian Kesehatan RI (Kminx RI) menunjukkan 22,4 persen peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia mengalami gejala depresi.
Menurut Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata global yang berkisar antara 20,9 persen hingga 43,2 persen, menurut berbagai kajian internasional tentang PPDS.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini, mengingat dampak serius depresi terhadap calon tenaga medis.
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan screening di berbagai program pendidikan lainnya dan juga pada masyarakat umum untuk lebih memahami masalah kesehatan mental ini.
Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI ini menggunakan metode skrining massal yang penting dilakukan setelah evaluasi psikologis lebih mendalam untuk memastikan diagnosis depresi.
Penilaian ini meliputi gejala, mood, pola makan, pola tidur, dan aktivitas mental, kata Health dianrakyat.co.id melalui pesan singkat pada Selasa, 16 April 2024.
Tidak hanya itu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah juga akan diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain.
Selain itu, diagnosis depresi atau gangguan mental lainnya yang tepat harus dibuat oleh ahli kesehatan mental yang berkualifikasi, seperti psikiater atau psikolog.
Jika diagnosis depresi dipastikan, ada berbagai pilihan pengobatan yang dapat diambil oleh para profesional ini, tergantung pada kebutuhan individu.
Dan, jika terdapat gangguan depresi pada tingkat yang berbeda, petugas kesehatan mental memiliki spesialisasi dalam cara menanganinya.
“Ingat, gangguan kesehatan mental tersebar luas dan mempengaruhi banyak pasien, dengan tingkat yang berbeda-beda,” ujarnya.
Oleh karena itu, PPDS dan masyarakat umum yang mengetahui dirinya menderita depresi, berkonsultasilah dengan ahli kesehatan jiwa yang berkualifikasi.
Selain itu, pemerintah harus memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk membantu PPDS dan siswa lainnya mengatasi tantangan akademik.
“Saya berhasil menyelesaikan studi saya dan memberikan kontribusi yang efektif pada layanan kesehatan.