dianrakyat.co.id, Jakarta Keberadaan perjudian online semakin menyulitkan masyarakat Hak ini banyak ditonjolkan dalam iklan di berbagai media yang mempromosikan perjudian online.
Hasil survei Publicix menunjukkan bahwa 82 persen pengguna internet pernah melihat iklan perjudian online dalam enam bulan terakhir. Faktanya, 63 persen dari mereka melihat iklan yang sama setiap kali mereka online Iklan perjudian online di Indonesia kini menghadapi tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan 63% responden melihat iklan perjudian online setiap kali mengakses internet, baik di website maupun media sosial, kata Vivi. Dikutip Zabki pada Selasa (2/7/2024). Judi slot terbanyak
Survei tersebut juga menemukan bahwa di antara berbagai jenis iklan judi online, slotlah yang paling banyak terlihat dengan maksimal 80 persen.
Iklan Domino’s (59 persen), poker online (48 persen), kasino online (47 persen) dan permainan sepak bola (44 persen) menyusul.
Selain itu, 84 persen responden melihat iklan perjudian online sering terlihat di media sosial seperti Instagram, YouTube, dan Facebook.
Iklan ini juga umum ditemukan di situs web, terutama situs film (55 persen) dan situs olahraga (57 persen).
Vivi menambahkan, selain website dan media sosial, perjudian online juga terlihat pada konten influencer yang mempromosikan perjudian online (20 persen).
Dampak paparan iklan perjudian online terlihat jelas, dengan 41 persen responden menyatakan minatnya untuk membuka situs perjudian online. Dari jumlah tersebut, 16 persen responden mengaku pernah mencoba judi online.
Di sisi lain, dalam hal transaksi, responden Publix mengatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam perjudian online lebih suka menggunakan e-wallet untuk bertransaksi. Sebaliknya, harga transaksinya biasanya di bawah Rp 100.000
Hasil ini sesuai dengan catatan PPATK tahun lalu yang melaporkan hal serupa, kata Vivi
Pusat Pelaporan dan Analisis Bisnis Keuangan (PPATK) mencatat total pendapatan perjudian online mencapai Rp 327 triliun pada tahun 2023. Total peredaran uang tercatat 168 juta transaksi oleh 3,29 juta masyarakat Indonesia.
Koresponden: Sulaiman
Sumber: Merdeka.com