0 0
Read Time:2 Minute, 12 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mengoptimalkan produk pertanian sebagai bahan bakar biomassa pembangkit listrik. Hal ini merupakan upaya untuk mendukung pencapaian net zero emisi.

Direktur Utama PLN EPI Ivan Agung Ferstantara mengatakan pengembangan energi biomassa merupakan salah satu komitmen perusahaan untuk mencapai net zero emisi dengan menyediakan sumber energi alternatif untuk mengurangi batu bara.

“Pengembangan energi biomassa sejalan dengan komitmen PLN dalam menurunkan emisi karbon melalui program penyediaan dan pengembangan ekosistem biomassa untuk co-firing PLTU,” kata Ivan seperti dikutip, Minggu (5/5/2024).

Evan menjelaskan, perusahaan terus memenuhi komitmen pengembangan biomassa. PLN EPI melaksanakan tiga inisiatif strategis yaitu program Social Tropical Agriculture Biomass (STAB) dengan memanfaatkan limbah pertanian/makanan seperti sekam, jerami, tongkol jagung, gula aren bubuk, batang singkong, dan lain-lain.

Selain itu, program PERTIWI (Energi Primer Mikroteritorial dan Terbarukan Terpadu Indonesia) memanfaatkan limbah pertanian/kehutanan seperti limbah perkebunan karet, limbah kulit sagu, limbah kelapa sawit, dll, serta mengoptimalkan lahan kritis/tidak produktif melalui program Green Green. Program Kampung Ekonomi yang dimulai pada bulan Februari 2023 bersama Pemerintah Daerah DIY dan Keraton Yogyakarta, melakukan penanaman tanaman pakan ternak dan biomassa di Gunung Kidul, DIY.

Ivan menjelaskan, partisipasi masyarakat sangat penting untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program, dimana PLN EPI bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait untuk menjamin keandalan sumber daya biomassa.

Pemerintahan Presiden (KSP) juga sangat mengapresiasi tindakan PLN EPI dalam pengembangan biomassa. Tidak hanya dapat mengurangi emisi karbon, namun juga dapat mendorong pembangunan ekonomi masyarakat.

 

 

Wakil Kepala Tenaga Kerja Kantor Presiden (KSP) Trijoko M. Soleh Oedin memuji keberhasilan pelaksanaan program pelepasan bersama PLN. Dan juga mendarat di lahan kritis.

Pasalnya, pemanfaatan sampah mengurangi emisi gas rumah kaca akibat pembusukan atau pembakaran sampah. Selain itu, sejak ditanam di lahan kritis, karbon akan diserap oleh tanah dan batang tanaman.

“Dan yang menarik adalah ekosistem biomassa ini mengurangi emisi dalam hal FOLU (kehutanan dan penggunaan lahan lainnya) dan pertanian. Setidaknya sekarang ini bahasa oksigenasi,” ujarnya.

Ia menegaskan, program pembakaran biomassa PLN sangat berkontribusi terhadap komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi karbon.

Di PLTU, pengurangan porsi batu bara dan biomassa akan mengurangi emisi karbon.

 

 

Untuk mencapai emisi nol bersih (NZE) memerlukan penilaian siklus hidup dari bawah ke atas, tambah Trijoco. Oleh karena itu, pihaknya mendukung penuh program serupa yang patut direplikasi dengan partisipasi pemangku kepentingan terkait.

Sementara itu, Kepala Desa Gombang Supriyanto menjelaskan, program tersebut merupakan solusi bagi masyarakat. Menurut dia, warga di wilayahnya sangat puas dengan program ini. Ia berharap program EPI PLN menjadi solusi permasalahan kekurangan pakan ternak di musim kemarau.

“Kami dan warga sangat puas dengan program ini, karena warga sangat membutuhkan bahan pangan. Selain itu cabangnya bisa mempunyai nilai ekonomi karena digunakan untuk kofting,” jelasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D