0 0
Read Time:1 Minute, 30 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan program Kampus Merdeka Belajar (MBKM) bukanlah program magang atau kerja di kapal feri bagi mahasiswa yang akan berangkat ke Jerman. Hal ini dilaporkan di Jerman terkait kasus dugaan tindak pidana perdagangan manusia (TPPO) yang menggunakan mahasiswa magang yang melibatkan 1.900 orang.

“Pekerjaan libur tidak sesuai dengan program MBKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Kiki Iuliati, Direktur Jenderal Diklat Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat rapat kerja (reker) dengan DPR RI di Jakarta. , Rabu (04/03).

Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Ketenagakerjaan mengatur pekerjaan libur yang dilakukan hanya pada masa libur semester wajib atau libur semester wajib dan yang melibatkan pekerjaan fisik berupa pekerjaan fisik. Pekerjaan liburan tidak ada hubungannya dengan dunia akademis, karena tujuannya adalah untuk mengatasi kurangnya pekerjaan manual di Jerman dan untuk mengisi liburan semester mahasiswa.

Hal ini, tambah Kiki, menunjukkan bahwa fokus pekerjaan kapal feri bukanlah mencari pengalaman budaya dan memperoleh keterampilan bahasa. Karena jika siswa mengikuti kerja putaran, mereka perlu memiliki pengetahuan bahasa Jerman sebagai keterampilan komunikasi.

Masa kerja maksimal pekerjaan penyeberangan pada libur semester resmi di negara asal adalah 90 hari dalam 12 bulan. Kiki mengatakan, jam kerja tidak bisa diperpanjang.

Kiki mengungkapkan, fakta seputar pekerjaan penyeberangan tersebut menegaskan bahwa tidak ada hubungan magang sama sekali dan bukan merupakan program MBKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dijelaskannya, magang dalam program MBKM tidak dilakukan pada saat liburan, melainkan pada semester berjalan karena harus memberikan kontribusi terhadap nilai atau kinerja akademik mahasiswa.

Selain itu, magang yang termasuk dalam MBKM harus fokus pada pembelajaran yang memantapkan keterampilan yang diperoleh mahasiswa di program studinya. Meski tidak sama, namun harus diselaraskan untuk memperkuat pembelajaran di kampus.

“Karena bersifat experiential learning, maka pekerjaan fisik (misalnya pekerjaan penyeberangan) seringkali tidak serta merta cocok untuk MBKM,” kata Kiki.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D