0 0
Read Time:2 Minute, 45 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Istilah ‘takjil perang’ sedang trending di media sosial bulan Ramadhan ini. Meski disebut perang, namun cara ini bukanlah perang. Alih-alih melontarkan kata-kata negatif, kampanye takjil justru fokus pada kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Diketahui, setiap bulan suci Ramadhan tiba, sebagian warga mencoba peruntungan dengan membeli takjil atau jajanan untuk berbuka puasa. Ternyata, beragamnya makanan dengan cita rasa lezat dan harga murah ini tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam yang sedang berpuasa, namun juga bagi non-Muslim dan non-Muslim.

Gambar ini mulai banyak diparodikan di TikTok, termasuk para TikToker populer. Hal ini menjadi hiburan tersendiri dan menambah rasa kebersamaan di Indonesia.

“Di mana-mana perang takjil antara yang berpuasa dan non-Muslim sangat menuntut. Dan saya bersumpah saya tidak tahu mengapa perang takjil seperti ini akan membuat kita hati, yang membuat kita lebih dekat satu sama lain. Bekerja di” lingkungan di mana umat Islam membuat naik lima persen dari total angkatan kerja, tapi kalau soal takjil mereka yang terdepan,” ujar TikToker @laskar___ dalam videonya.

Situasi konflik takjil nonis menjadi pertanda masih adanya kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Karena Al-Quran mengajarkan pentingnya hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain.

Untuk perdamaian antar umat beragama, Allah berfirman dalam surat Al-Mumlahanah ayat 8. Dalam surat ini umat Islam diperintahkan untuk berbuat baik dan memperlakukan non-Muslim.   

لا ينهيم الله عن نيزه لم يقاطلوكم Pet romh Pet romh وتقستوا اليهم ان الله يحبو المن Ini  

Ini berarti:

“Allah tidak menghalangi kamu untuk berbuat baik dan berbuat adil kepada orang-orang yang tidak berperang bersamamu dalam masalah agama, dan Dia juga tidak mengusir kamu dari rumahmu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang mengerjakan amal shaleh,” (QS Al – Mumlahanah : 8). .  

Melalui ayat ini, Allah tidak menghalangi seorang muslim untuk bersikap adil dan berdamai dengan non muslim.

“Namun Islam menganjurkan kita untuk hidup baik dan memperlakukan semua orang dengan adil, apa pun keyakinan agamanya,” kata Magister Agama Islam Ustaz Zainuddin Lubis, dilansir NU Online, Rabu, 27 Maret 2024.

Islam menekankan pentingnya kerjasama dalam kehidupan dimana kerjasama sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang baik dan sejahtera.  

Bersikap baik dan adil terhadap non-Muslim dilakukan dengan benar oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam sejarah, Nabi SAW baik terhadap tetangganya, bahkan kepada tetangganya yang non-Muslim.

Nabi SAW selalu menyapa mereka dengan baik, membantu orang yang membutuhkan dan terkadang berdamai dengan non-Muslim. Menurut hadits berikut yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari:

Panduan Pengguna عَنْهَتَا ِ صَلّى اللهُ عَلَيْه بِنَسِیَةٍ َرَهَنَّدِرَ h  

Ini berarti:

“Dikisahkan kepada kami Yusuf bin Isa, diriwayatkan kepada kami Abu Mu’awiyah, diriwayatkan kepada kami Al-A’mash dari Ibrahim dari Al-Aswad dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata: “Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam membeli makanan dari seorang Yahudi, dan dia menjanjikan senjatanya.” (HR Al-Bukhari).  

Kerukunan antar umat beragama di Indonesia kini terlihat pada adu takjil. Menurut Zainuddin, indahnya perjuangan takjil terletak pada daya tahannya.

“Kami melihat orang-orang dari latar belakang berbeda saling membantu, berbagi, dan menikmati makanan bersama,”

“Ini bukti bahwa perbedaan bukan menjadi penghalang bagi persatuan dan terjalinnya hubungan baik,” ujarnya.  

Kampanye takjil merupakan tren positif yang patut diapresiasi. Semangat persatuan dan toleransi yang ada menjadi pengingat bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu dan membangun bangsa yang lebih baik, kata Zainuddin.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D