0 0
Read Time:2 Minute, 30 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi menjelaskan mengapa generasi muda di Indonesia semakin banyak yang mengidap penyakit jantung.

Nadia menjelaskan, perubahan gaya hidup menjadi salah satu faktor penyebab banyak anak muda menderita penyakit jantung.

Perilaku negatif, kurang olahraga, dan kebiasaan merokok, baik rokok tradisional maupun vaping, berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit jantung, kata Nadia dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia, Senin, 23 September 2024. 

Selain itu, kebiasaan makan yang buruk juga berperan penting dalam meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama bagi penderita obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

“Hal-hal tersebut bisa membuat seseorang terkena serangan jantung, dan sekitar 50 persen penderita serangan jantung berisiko mengalami serangan jantung mendadak,” tambah Nadia.

Beberapa perilaku utama yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada usia muda antara lain: Merokok Kurang olahraga Kurangi makan buah dan sayur.

“Kebiasaan makan yang tidak sehat yang menyebabkan hiperkolesterolemia, serta tingginya kandungan gula, garam, dan lemak juga merupakan faktor risiko penting penyakit jantung,” ujarnya.

Nadia menegaskan, penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular yang perkembangannya membutuhkan waktu lama.

“Penyakit tidak menular ini bukan disebabkan oleh penyebaran virus, bakteri, atau organisme lain, melainkan ada tiga faktor utama yang berperan, yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku.”

Nadia juga mengingatkan, penting untuk memperhatikan asupan gula, garam, dan lemak. Pastikan Anda tidak mengonsumsi lebih dari batas anjuran ketiga bahan tersebut. “

Nadia merekomendasikan “Menjalankan pola makan yang sehat dengan mengikuti aturan Isi Piring Saya.”

Penting juga untuk menjauhi rokok dan alkohol.

“Dengan mengendalikan faktor risiko tersebut, kita dapat menurunkan risiko penyakit jantung,” ujarnya.

Nadia menjelaskan, ada dua langkah penting untuk melindungi diri dari risiko penyakit jantung. Pertama, kita harus menghindari faktor risiko dan kedua, mengendalikan penyakitnya.

“Jika kita sudah dihadapkan pada faktor risiko penyebab penyakit seperti hipertensi atau diabetes, masih ada harapan untuk menghindari dampak negatifnya. Kuncinya adalah mengendalikan penyakit-penyakit tersebut,” ujarnya.

Dengan menghindari faktor risiko dan mengelola penyakit yang ada, masyarakat tidak hanya dapat menjaga kesehatannya, tetapi juga membantu mengurangi biaya pengobatan. Seperti diketahui, penyakit jantung menjadi penyebab kematian penduduk dunia dalam dua puluh tahun terakhir, dimana jumlah kematian mencapai 18,6 juta jiwa setiap tahunnya.

Diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 20,5 juta pada tahun 2020 dan 24,2 juta pada tahun 2030.

Ia menambahkan bahwa “biaya kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung, merupakan salah satu beban terbesar pada skema asuransi kesehatan nasional.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan jantung kita agar memiliki masa depan yang baik.

Kesadaran akan penyakit jantung ini dihadirkan dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh setiap tanggal 29 September. Tanggal ini adalah waktu yang penting untuk mengingatkan masyarakat akan langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk melindungi diri dari penyakit jantung.

Hari Jantung Sedunia tahun 2024 ini mengusung tema ‘Gunakan Hatimu untuk Bekerja’ dengan tema nasional ‘Ayo Bergerak Jaga Kesehatan Jantungmu’.

Tujuan peringatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan jantung. Hal ini mencakup upaya deteksi dini, pengelolaan faktor risiko, dan pengelolaan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D