0 0
Read Time:3 Minute, 34 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengurangi jumlah badan usaha yang dijalankan oleh perusahaan pelat merah. Kedepannya hanya tersisa 11 bisnis BUMN.

Sesuai rencananya pengurangan jumlah BUMN. Beberapa waktu lalu, Erick berencana memiliki 30 BUMN saja. Meski saat ini terdaftar sebanyak 41 BUMN, naik dari 118 BUMN pada tahun 2016.

“Ke depan jumlah BUMN akan sedikit, tapi klasternya bertambah dari 12 menjadi 11 (usaha terintegrasi),” kata Erick yang ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/7/2024). . .

Erick sudah mencontohkan pengurangan jumlah BUMN. Hal itu tergambar dalam road map atau peta BUMN 2024-2034. Selain itu, ada dorongan untuk memperkuat payung hukum, Rancangan Undang-undang (RUU) BUMN.

Saat ini dalam konteks organisasi bisnis dikenal dua jenis utama yaitu pada sektor Manufaktur dan BUMN pada sektor jasa. BUMN saat ini mengoperasikan 12 divisi.

Diantaranya adalah pertambangan dan batu bara, pangan dan pupuk, pertanian dan kehutanan, minyak dan gas, kesehatan, dan antar cara.

Disusul oleh Divisi Jasa Komunikasi dan Media, Divisi Jasa Pariwisata dan Pendukung, Divisi Jasa Dana Pensiun, Divisi Jasa Keuangan, dan Divisi Jasa Infrastruktur, Divisi Pelayanan. Danareksa menjadi Holding

Rencana lainnya, Erick ingin menjadikan PT Danareksa (Persero) sebagai holding company. Diketahui, kini Danareksa menguasai banyak perusahaan pemerintahan, kesehatan, dan bisnis.

Ia mengatakan, pendirian Danareksa Holding masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Tetapi Danareksa juga memiliki BUMN lain, hari ini saya mengirimkan surat persetujuan penggalangan saham, Danareksa sebagai saham kepada Bu. Sri Mulyani,” ujarnya.

 

 

Pertama, Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan perkembangan terkini integrasi BUMN Karya. Ia mengaku menyurati Menteri Pekerjaan dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono atau Pak Bas.

Selain menulis kepada Pak Bas, Erick juga mengatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah mengkaji integrasi BUMN Karya.  “Ya, saya sudah mengirim surat kepada Pak. Basuki sudah diperiksa Menteri Keuangan,” kata Erick Thohir, di Gedung DPR, Jakarta, dikutip Kamis (11/7/2024).

Setelah kerja sama ini, keputusan masih ditunggu Kementerian PUPR. Ia mengatakan, kebijakan integrasi BUMN di bidang konstruksi terkait dengan kementerian yang dipimpin Pak Bas.

“Kami masih menunggu perintah dari Kementerian PUPR,” ujarnya.

Namun Erika belum bisa memastikan apakah pengerjaannya bisa selesai pada 2024. “Iya, suratnya masih menunggu ya? Tadi saya bilang, kita bukan hukum,” kata Erika. Diperkirakan akan selesai pada September 2024

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya pernah menyatakan niat menyelesaikan pekerjaan penggabungan 7 BUMN Karya hanya dalam 3.

Ketujuh BUMN terintegrasi tersebut antara lain PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya dan PT Brantas Abipraya dan PT Adhi Karya Tbk, serta PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Pembanggunan (Persero) (PTPP).

“September kita tunggu saja. Itu saja, harapannya semua BUMN Karya,” kata Arya di HK Tower, Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Dalam prosesnya, dia mencontohkan hubungan Waskita Karya dan Hutama Karya. Nantinya Hutama Karya akan menjadi perusahaan atau perusahaan rekaman, sedangkan Waskita akan bertindak sebagai anak perusahaan. “Tunggu. Sebenarnya HK (menjadi holding),” kata Arya.

 

Terkait tujuan penggabungan Waskita Karya dan Hutama Karya, Arya menjelaskan kedua BUMN Karya memiliki pengalaman yang sama di bidang jalan dan uang.

Untuk menyelesaikan merger, perlu untuk menghentikan nilai satu sama lain dalam penawaran atau pengumuman proyek yang sama.

“Paling mudahnya mereka tidak bersaing lagi, dan setelah ketrampilannya, Hutama Karya dan Waskita punya satu usaha, caranya bayar semuanya, nanti yang lain juga dapat usahanya sendiri,” ujarnya.

Oleh karena itu, tidak ada lagi klaim antar BUMN, tidak ada perubahan harga, sampai saat ini semua pekerjaan antar BUMN, tidak ada perusahaan swasta, kata Arya Sinulingga.

Awalnya, rencana pemerintah menggabungkan tujuh perusahaan pemerintah di bidang konstruksi atau BUMN Karya dalam satu grup hanya mendapat dukungan tiga perusahaan. Peneliti BUMN dari Datanesia Institute, Herry Gunawan mengamini praktik kolaboratif yang dilakukan BUMN Karya.

“Sebenarnya hal ini harus disatukan. Kenapa? Karena semua orang memainkan peran yang sama. Sekarang ada kanibalisme, harga barang rampasan.” kata Herry dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/6/2024).

Namun Herry kembali menegaskan, kemitraan tersebut harus tetap dipertahankan untuk masa depan, bukan sekedar menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini. Katanya, apa yang dilakukan pemerintah saat ini seperti menyelamatkan perusahaan-perusahaan nakal. Pemerintah sepertinya hanya ingin menyelamatkan Wijaya Karya dan Waskita Karya.

“Karena mempunyai beban, seharusnya beban berat tersebut diberikan kepada perusahaan yang sehat,” ujarnya.

“Sekarang pemerintah sudah punya pengalaman, mari kita coba bekerja sama dengan pemerintah. Mudah-mudahan mergernya sukses, jangan sampai terjadi kesalahan merger lagi yang akan menimbulkan masalah,” jelas Herry.

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D