dianrakyat.co.id, Jakarta Menteri BUMN Eric Tohir terus mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memperkuat kerja sama dengan semua pihak. Eric Thohir berharap BUMN dapat menarik pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (MSM), swasta, dan investor asing dengan transparansi dan profesionalisme, khususnya di bidang ekonomi digital.
Eric mengungkapkan pada tahun 2030, potensi ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$4,5 triliun. Pengumuman ini disampaikan pada acara pembukaan kolaborasi TikTok Indonesia dengan PT Pos Indonesia Just Write! Rumah kreatif Kantor Pos Kota Tua di Jakarta.
Eric menegaskan, Indonesia akan masuk 15 besar perekonomian dunia pada tahun 2029 dan lima besar pada tahun 2045. Namun dia menekankan pentingnya pemerataan dalam pembangunan ekonomi. “Saya mendorong pihak swasta dan investor asing yang percaya dengan pasar Indonesia untuk berinvestasi penuh. Salah besar jika membandingkan Indonesia dengan Thailand, Malaysia, atau Singapura,” kata Eric, Rabu (10/7/2024). Mendukung perekonomian Indonesia
Eric menegaskan, kerja sama yang saling menguntungkan harus menjadi prioritas dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Ia menegaskan, Indonesia tidak boleh hanya dilihat oleh investor atau pasar negara lain.
“Kita sudah menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar. Saya minta investasi di Indonesia lebih besar dibandingkan investasi di Thailand atau negara lain. Jangan pasarkan Indonesia lalu investasi ke luar negeri,” kata Eric.
Eric mengatakan, BUMN harus memastikan kerja sama menguntungkan semua pihak. Hal ini merupakan tugas menjaga keseimbangan perekonomian Indonesia.
“Kami tidak menolak investasi, tapi kami ingin investasi itu sehat dan berkomitmen untuk Indonesia. Hal ini untuk menjamin terciptanya lapangan kerja dan berkembangnya wirausaha UMKM baru,” kata Eric.
Menteri BUMN Eric Tohir menegaskan ekonomi digital Indonesia berpotensi menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Karena itu, ia pun mem-bully para bos perusahaan teknologi seperti TikTok untuk meningkatkan investasi.
Eric Thohir mencontohkan, potensi ekonomi digital Indonesia bisa mencapai US$4,5 triliun pada tahun 2030. Ia juga tidak ingin membandingkan Indonesia dengan Thailand atau Vietnam.
“Nah, tadi saya katakan bahwa Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, dan kita juga akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Saya harap TikTok tidak asing lagi dengan Indonesia, karena sebelumnya TikTok berbicara tentang potensi ekonomi.” he Di Bangkok, “harus lebih banyak lagi Vietnam, Indonesia, karena Indonesia bukan Thailand, bukan Vietnam,” kata Eric saat membuka TikTok-PosAja! Rumah Kreatif, Kecamatan Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Dia menginginkan lebih banyak investasi di TikTok dibandingkan negara lain. Sebab potensi ekonomi digital diperkirakan akan meningkat pada tahun 2045.
“Jadi tolong sampaikan kepada penanggung jawab TikTok bahwa saya kenal semua orang dan tidak merasa aneh di Indonesia. Kenapa? Dulu, potensi ekonominya jauh lebih besar dari yang lain. Jadi, kalau orang lain memberi, Indonesia juga harus memberi. Jadi,” dia bertanya.
Eric menegaskan, hal ini bisa menjadi kekuatan untuk bersama-sama mendorong pembangunan ekonomi negara. Hal ini tidak hanya baik bagi Indonesia tetapi juga bagi investor.
“Karena kenapa? Kita ingin bersama-sama membangun apa yang disebut pembangunan ekonomi, dan ya itu akan menjadi kemenangan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Eric mengatakan investasi tambahan tidak hanya dibutuhkan oleh TikTok. Namun hal ini juga berlaku bagi seluruh investor asing yang berencana berinvestasi di Indonesia.
“Tidak, saya tidak hanya berbicara tentang TikTok. Semua investasi di Indonesia tidak boleh asing lagi di Indonesia,” ujarnya.
“Karena pasar kita paling besar, jadi kalau mereka taruh di negara lain dan kita hanya punya satu, kalaupun pendanaannya dari Indonesia, tentu saya keberatan,” imbuhnya.
Eric mengatakan, jika investor percaya dengan pasar Indonesia, mereka juga harus membangun ekosistem bisnis di dalam negeri. Pihaknya tidak ingin investor membangun pabrik di luar negeri tapi mengirimkan barang ke Indonesia.
“Saya anjurkan, kalau percaya dengan pasar Indonesia, jangan bandingkan Indonesia dengan negara lain. Jadi kalau banyak yang mengancam pabrik asing, barang tidak boleh masuk ke Indonesia. Kalau produksi di sini, pasar kita besar”, “Jadi kita tidak sombong, kita melihat pembangunan dari segi ekonomi.