0 0
Read Time:2 Minute, 42 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan BUMN untuk mengkaji dampak krisis perekonomian global dan geopolitik. Eric mencontohkan, inflasi AS sebesar 3,5% membuat langkah The Fed menurunkan suku bunga acuan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Situasi geopolitik juga semakin meningkat dengan adanya ketidakstabilan dan konflik yang memanas antara Israel dan Iran dalam beberapa hari terakhir, kata Erik di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Erik mengatakan, situasi ini menyebabkan penguatan dolar AS terhadap rupee dan tentu saja kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing mencapai 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS. 

“Beberapa ekonom memperkirakan harga minyak bisa mencapai US$ 100 per barel jika konflik meningkat dan melibatkan Amerika Serikat,” lanjutnya. 

Erick mengatakan, kedua faktor tersebut membuat rupee melemah hingga Rp 16.000-16.300 per dolar AS dalam beberapa hari terakhir. Tingkat penularan ini bisa mencapai lebih dari Rp 16.500 jika krisis di Tanah Air tidak kunjung berakhir.

Erick memperkirakan situasi ekonomi dan geopolitik akan mempengaruhi Indonesia dan investasi di Indonesia dengan adanya aliran dana keluar yang akan menyebabkan melemahnya rupiah dan peningkatan imbal hasil obligasi. Ada juga peningkatan biaya impor bahan mentah dan makanan karena keterbatasan pasokan.

Dan itu akan merusak neraca perdagangan Indonesia, lanjut Erick. 

Oleh karena itu, Eric meminta BUMN segera mengambil langkah untuk mengurangi dampak global dengan meninjau biaya operasional belanja modal, pertumbuhan utang, rencana kinerja perusahaan, dan stress test untuk melihat keadaan BUMN dalam situasi saat ini.

Erick meminta bank pelat merah itu menjaga keseimbangan porsi pinjaman yang terdampak fluktuasi nilai tukar Rand, suku bunga, dan harga minyak. Erick mengatakan, BUMN yang terkena dampak impor bahan baku dan BUMN yang porsi utang luar negerinya besar (dalam dolar AS) seperti Pertamina, PLN, BUMN farmasi, MIND ID, mampu membeli dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat. ketentuan. waktu harus dilakukan

“Serta melakukan riset sensitif terhadap pembayaran pokok dan/atau bunga pinjaman dalam dolar yang akan segera tumbuh,” lanjut Eric. 

Selain itu, lanjut Erick, BUMN yang menyasar pasar ekspor seperti MIND ID Mining dan PTPN Plantation bisa memanfaatkan kenaikan harga untuk mengurangi kerugian perdagangan. Erick mengatakan, BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan aset dalam dolar AS sebaiknya mengevaluasi strategi lindung nilai untuk menghindari dampak fluktuasi nilai tukar.

“Seluruh BUMN diharapkan berhati-hati dan berhati-hati dalam memantau situasi saat ini, mengingat kenaikan suku bunga ke depan,” kata Erick. 

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina terus memantau dampak perkembangan terkini dan memanasnya geopolitik terhadap rantai pasokan energi global. Nikkei mengatakan aliran minyak global akan lebih kuat setelah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. 

“Kami terus meningkatkan upaya untuk mengurangi risiko pengurangan potensi dampak situasi perekonomian dan dinamika geopolitik, termasuk pengendalian biaya, pemilihan produk terbaik, pengelolaan inventaris yang efektif, peningkatan produksi produk berkualitas tinggi dan bekerja di semua lini. operasi,” Nick. dia berkata.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso memastikan BRI akan mengambil tindakan tegas dalam rencana ke depan. BRI, lanjut Sansarso, akan secara hati-hati menjaga dan menyeimbangkan porsi utang yang sensitif terhadap fluktuasi rupee, suku bunga, dan harga minyak.

Tentu saja, sesuai instruksi Menkeu, kami akan melakukan stress test dan mempersiapkan berbagai skenario peluang yang mungkin timbul dalam perekonomian negara akibat fluktuasi perekonomian global dan kondisi negara, kata Sanarso.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D